(01) - 11 IPA 2

455 68 31
                                    

VOTE DULU BARU BACA!!

HAPPY READING^•^

-•-

Zio baru saja selesai untuk siap siap ke sekolah. Si cowok batu itu tidak pernah berniat untuk berpamitan kepada dua wanita perusuh. Yakni mama
Ammara dan Qaniya. Langsung saja melenggang pergi keluar dan manaiki motor besarnya tanpa peduli. Keduanya sama saja, jika ada papah nya baru mereka akan berubah.

Namun sebelum Zio melenggang pergi, Qaniya bersuara terlebih dahulu.

"ZIO!!!" suara Qaniya menggema ke setiap sudut rumah besarnya.

"...." Zio hanya menoleh, melihat Qaniya yang mendekat.

"Bareng ya abang ku sayang." meski Qaniya tahu bahwa Zio pasti bakal menolak. Tapi Qaniya tetap optimis:v

Bukanya menjawab Zio langsung menjalankan motor besarnya. Jangankan menjawab bahkan tadi dia menyesal telah mendengarkan Tania.

Zioo!!. Qaniya menahan hawa kesal ditubuhnya. Mungkin karena masih pagi. Membayangkan udara pagi yang sejuk dengan tenang akan buyar jika Qaniya melampiaskan kemarahannya.

•°•°•

Anna telah sampai di SMA Angkaraya. Gadis berambut sepunggung itu melihat ada siswa yang mungkin sedang kebingungan. Karena siswa itu memakai seragam berbeda, murid baru mungkin. cowok ganteng lagi gaes:v

Anna nggak usah sok peduli oke! Anna mengingatkan pada dirinya sendiri.

Lalu Anna pergi tanpa menengok kepada siswa itu. Terus bejalan dan..

"Heh! Tunggu!" ucap siswa itu.

Gue yang dipanggil bukan ya, kalo bukan malu banget gue. Batin Anna sebelum membalikan tubuhnya namun sudah memperhentikan langkah jalannya.

Sedikit demi sedikit Anna membalikan tubuhnya. Dan sekarang dia sedang berhadapan dengan siswa itu.

"Gue?" tanya Anna dengan jari telunjuk menunjuk dirinya sendiri.

"Iyalah! Siapa lagi!" Ucap nya. Kok kok perkataannya seperti Anna dan dia sudah saling kenal saja. Dasar SKSD *Sok Kenal Sok Deket

Anna mulai mendekati siswa itu dengan senyum. Bukan senyum sumringah! Senyum kikuk seadanya. Tetap manis kok:v lagi pula untuk apa Anna menyebarkan senyum sumringah? Disangka gila baru tahu rasa!

Lah! Napa harus gue, kan masih banyak orang. gerutu Anna.

"Karna lo terdekat dengan gue." dengan tatapan jahil dia menjawab. Selalu saja apa yang dibicarakan Anna didalam hati langsung dijawab begitu mudah nya oleh cowok ganteng ini. Seperti bisa baca isi hati orang saja. Huh!

Kok nyambung ya, au ah batin Anna lagi.

"Udah nggak usah di pikirin, sekarang gue mau ke ruang guru. Dimana letaknya?" tanyanya. Anna merasa bahwa orang ini mempunyai sifat kekonyolan yang tak terduga. Bahkan sangat konyol!

"Anu, ouh ruang guru ya. Di sana." jawab Anna.

"Lo bisa antar?"

"Antar? Ah bisa sih, tapi." Anna menggantung kalimatnya karena takut menyinggung perasaan siswa itu.

"Oke kalo gitu, kuy."

Mencintai Cowok BatuTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang