(00) - ANNABILA

574 81 49
                                    

VOTE DULU BARU BACA!!

HAPPY READING^•^

-•-

Annabila POV

Gue lahir 29 Febuari. Kalian pasti tau nyebelin nya 29 Febuari apa. Yups, 29 Febuari itu tanggal angker yang hanya ada empat tahun sekali. Nyebelin banget kan_- Tapi tetep kok walaupun tanggal nya jarang dateng, umur gue tetep nambah:v

Cerita sedikit tentang keluarga gue. Sebenarnya gue bukan anak dari emak bapak gue. Mau nggak mau ya harus mau, menerima kenyataan ini. Bahwa di kehidupan nyata ini gue bukan anak kandung emak bapak gue, alias Ayah-Firman dan Bunda–Diva gue.

Ya, itung itung dari pada gue jadi gelandangan. Anak pungut, anak nemu mungkin itu cocok sebutan buat gue.

Kenapa gue bisa tahu kalau gue bukan anak kandung? Karna dengan gampangnya mereka bilang 'maaf, sebenarnya kamu bukan anak ayah sama bunda' dan nggak mikirin perasaan gue waktu itu. Nyesek hayati :(

POV OFF

•°•°•

CECAN(4)

Annabila : Cafe kuy

Taniala : Kuy

Faizahra : Kuy (2)

Mayra : Otw

Faizahra : Otw

Taniala : Udah nyampe:v

(Beberapa menit kemudian)

Tania, Zahra, dan Mayra telah sampai di Caffe favorit mereka. Sedangkan Anna tak tahu batang hidungnya dimana. Ntah dimana gerangan Anna. Seharus jika ditanya siapa yang mengajak memang Anna yang mengajak tapi walaupun tidak diajak Anna mereka akan tetap datang ke Coffe karna sudah menjadi jadwal untuk hari minggu mereka akan datang ke Coffe. Jadi jangan salahkan Anna yang mengajak tapi datang terakhir.

Tania telah memilih meja dekat jendela.

"Lama amat lo, gue dari tadi nungguin." hardik Tania pada Zahra dan Mayra.

"Au nih, si Mayra lelet bener." jelas Mayra.

"Lah! Siapa suruh mau nungguin gue." ucap Mayra dengan menoyor kepala Zahra.

"Hehehe, b aja kali neng." jawab Zahra. "Woy si Annabel mana?" tambahnya.

Tania menjawab dengan mengakat bahu, tanda bahwa dia tidak tahu.

"Dia yang ngajak tapi dateng nya paling terakhir. Emang dasar temen kamvret." gerutu Zahra.

•°•°•

Ting!
Suara pintu Cafe bahwa ada seseorang yang masuk.

Anna mengedarkan pandangan nya kesegala sudut Cafe. Didekat jendela-Anna menemukan mereka. Tanpa membuang waktu Anna bergegas mendatangi meja sahabatnya.

Karna terlalu fokus dengan meja sahabatnya yang dituju. Tanpa sengaja Anna menabrak seseorang cowok sedang membawa jus jeruk dengan nampan. Membasahi pakaian atas Anna.

"Aduh, maaf." ucap Anna sopan pada seseorang yang bertabrakan bahu dengannya.

"...." dia tidak berniat sekali untuk menjawab. Namun ternyata dia hendak menyerahkan kotak tisu kepada Anna.

"Oh iya makasih."

"...."

Sialan! Mengapa Anna memakai pakaian kemeja yang bahan nya tidak terlalu tebal bahkan bisa dibilang tipis. Yang mau tidak mau akan menampakan tubuh Anna.

"Aduh gimana ini masih basah." Anna tidak meyadari bahwa pakaian yang digunakan menampakan bagian dalam tubuhnya.

"...." menyerahkan jaket jeans nya dan memakaikan kepada Anna. "Lo harus tutupin bagian dalam tubuh lo." dengan bisikan lembut di telinga Anna. Seseorang itu hanya datar mengatakan semuanya.

Seakan hampir mati. Anna menahan nafas, sewaktu dia membisikan ketelinga Anna. Anna dapat merasakan hembusan nafas menerpa wajah nya.

Namun Anna segera sadar. Mencerna perkataan dia barusan.

"Serius? Akh malu banget gue." Anna memegangi jaket jeans kuat kuat. Seakan takut jika dia merenggangkan jaket jeans itu sedikit saja, jaketnya akan terjatuh.

"...."

"Sialan!, kalo orang ngomong itu dijawab! Btw, gue pinjem dulu ya jaket nya. Tenang ntar gue bakal laundry jaket lo ampe kinclong." Anna meninggalkan Caffe tanpa bertemu dengan sahabat nya.

Berasa ngomong sama batu idup batin Anna.

-•-

YANG SIDER GUA SUMPAHIN BISUL:V

Mencintai Cowok BatuTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang