(15) - KaKaNehRen

206 22 8
                                    

Ka ~ (Kata)

Ka ~ (Kata)

Neh ~ (Aneh)

Ren ~ (Reno)

-•-

Setelah mengubek-ubek toko perhiasan akhirnya Anna menemukan kalung yang cocok. Mata Anna memilih kalung dengan liontin huruf. Memang Anna yang membayarnya, tapi Anna tidak segan-segan untuk meminta ganti pada Zahra.  Enak saja jika tidak diganti! Zahra yang orang kaya masa Anna yang harus tekor_-

Anna melihat wajah Zahra yang cemberut langsung bersuara. Anna mengerti, Zahra cemberut karna harus membayar empat kalung sekaligus.

"Tenang aja ijah. Gue nggak bakal minta bunga ok!"

Zahra tidak menanggapi mungkin dia marah. Tapi Anna tidak peduli. Biar saja, Zahra orang kaya guyss! Mengapa Anna tidak peduli? Bukan karna Anna egois. Pasalnya Zahra itu orang nya pelit. Jika dia bilang ditabungan uangnya tinggal dikit tapi sebanarnya uang nya masih sangat banyak. Namun sekalinya sombong tentang uang. Zahra bisa sombong sampai tidak tahu diri.

Sewaktu dijalan, Zahra yang selalu cemberut dan menunduk akhirnya mengangkat kepalanya karna pegal. Zahra menjadi salah fokus melihat pasangan yang sedang dimabuk asmara diujung sana.  Zahra merasa jika orang itu tidak asing.

"Na bukanya itu adek lo?!" tanya Zahra setelah mengatahui orang yang sedang pacaran itu Kekey.

"Mana?"

Zahra menunjuk pada Kekey yang sedang tertawa bebas bersama seorang lelaki.

"Biarin! Gue dulu Smp juga pernah pacaran kali." Anna membiarkan saja.

Tapi Zahra tidak. Zahra penasaran pada lelaki di sebelah Kekey yang ketutupan. Zahra terkejut setelah mengetahui lelaki yang berada disamping Kekey.

"Astaga! Anna, itu Stevin! Yang bareng sama Kekey!"

Anna yang mendengarnya tidak bisa berkata-kata. Bagaimana bisa Kekey bisa bersama seorang playboy cap curut. Anna menghampiri Kekey.

"Kekey! Ngapain disini? Bolos?" Anna berusaha tenang.

Kekey tersentak. Dan menoleh pada Anna.

"Kak Anna!"

Anna tersenyum tipis. Lalu berpaling menatap Stevin yang sama terkejutnya.

"Lho ada Stevin juga disini!" seru Anna dengan ekspresi yang dibuat-buat.

"Iya kenapa?" ekspresi Stevin sangat berbeda dengan ekspresi Stevin yang biasa ditunjukan disekolah.

"Kenapa nggak sekalian bawa adek gue ke Hotel?" pancing Anna pada Stevin.

"Mau nya sih gitu, tapi karna gue masih menghargai adek lo sebagai perempuan. Jadi gue urungkan niat gue."

"Kakak udah tau kalo aku adiknya kak Anna?" tanya Kekey yang pada Stevin.

Stevin hanya tersenyum pada kekey tidak menjawabnya.

"Dan, gue udah pacaran sama Keybi sebelum dia jadi adik lo. Jadi jangan menekan Keybi untuk menjauh dari gue, hanya karna gue yang terkenal suka mainin cewek." Stevin menarik lengan Kekey lalu pergi meninggalkan Anna dan Zahra yang terperangah. Sebelum Kekey meninggalkan Anna, kekey sempat pamit pada Anna.

"Sumpah gue nggak nyangka." Zahra menggeleng-gelengkan kepalanya.

"Untung gue kaga suka sama Stevin." Zahra menghela nafas lega.

•°•°•

Sore ini Anna, Zahra, Mayra, dan Tania menikmati waktu kebersamaan karna Mayra akan pergi ntah sampai kapan. Duduk baris mendatar menghadap kearah pantai mamandangi sang surya matahari yang akan tenggelam. Mereka tidak akan menyia-nyiakan senja yang sangat indah.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Jul 16, 2019 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Mencintai Cowok BatuTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang