Tiffany Pov
Aku meletakkan piring berisi sandwich dan segelas air putih di meja sebelah tempat tidur. Kurapikan rambut yang menutupi wajah perempuan mungil di hadapanku. Kucium keningnya.
"Ah...hmmm..."
Taeyeon Unnie mengucek matanya kemudian menguap. Matanya berair dan masih merah.
"Selamat pagi. Bangunlah, kau harus ke kampus jam 8 kan."
Aku kembali mencium keningnya.
"Pagi"
"Ya, aku membuatkan sandwich untukmu. Cobalah"
Dia bangun, aku mengambil bantalnya dan kuletakkan di tembok supaya dia bisa bersandar di sana. Kusodorkan piring sandwichku. Dia langsung melahapnya, pipinya menggembung, bibirnya mengecap lucu. Tak lama sandwichku sudah habis setengahnya, dia menjilat-jilat jarinya. Aku tidak percaya perempuan di depanku ini 21 tahun, dia lebih mirip bocah baru lulus sekolah menengah pertama. Dia benar-benar banyak berubah. Aku masih ingat saat pertama mengenalnya, dia begitu dingin, selalu kasar, dan tak mau berbicara denganku, tapi kini dia memperlakukanku seperti ratunya. Si dingin ini sekarang menghangatkan. Berbeda dengan lelaki-lelaki yang mendekatiku karena kesempurnaanku. Dia malah menyayangiku setelah semua hal buruk yang terjadi.
"Bagaimana tidurmu semalam?"
"Uh... hmmm... Sangat nye...nyak"
Katanya dengan mulut masih penuh sandwich tuna buatanku sendiri.
"Pasti gara-gara itu ya"
"Huh? Apa?"
"Jangan pura-pura tidak tahu"
Aku menaikkan alisku menggodanya. Ekspresinya berubah serius. Dia menegakkan duduknya dan menatap mataku lekat-lekat.
"Yang semalam... bukan yang pertama kan buatmu?"
Pertanyaannya tajam sekali, tentu saja bukan.
"Ne"
Raut wajahnya berubah, dia meletakkan piringnya di meja kemudian menunduk. Selalu begitu, dia selalu bermain dengan pikirannya sendiri. Apa yang kau pikirkan, huh? Aku menangkup kedua pipinya, membawa wajahnya kembali menghadap padaku.
"Ya, aku mencintaimu"
"Kau juga mengatakan itu pada mereka kan?"
"Ne"
Dia menatapku sekarang dengan tatapan dinginnya dulu. Hah, aku jujur dia malah ngambek, bohong apalagi. Memang itu yang kulakukan dulu. Iya dulu. Aku mengambil tangan kanannya, kumainkan jari telunjukku di atas bekas jahitannya.
"Itu dulu. Setelah semua yang kau lakukan untukku, aku sadar sosok sepertimu yang aku butuhkan. The one who loves me at my worst"
Dia mengerutkan keningnya, masih tak percaya padaku kah?
"Tapi kau tahu apa yang sedang kita lakukan?"
Aku mengangguk.
"I do love you"
Aku menggenggam tangannya, dia menghembuskan napas berat. Menatap wajahku sendu. Tak lama dia balas menggenggam tanganku.
"Tolong jaga ini untuk kita berdua saja. Demi kebaikan banyak orang, terutama Ju Hyun. Dia akan belajar dari orang terdekatnya, aku mengkhawatirkannya"
Aku mengangguk pelan, memberinya senyum terbaikku, membuat ekspresi setenang mungkin agar dia tidak banyak berpikir. Ya, dia sangat pemikir dan sensitif.
"Ya, habiskan"
Aku mengambil sisa sandwich di piring dan menyuapinya sampai habis, membersihkan sudut bibirnya yang terkena saus dengan ibu jariku.
KAMU SEDANG MEMBACA
togetHER
Fanfiction18+ Aku tidak suka keramaian. Ketika seseorang terlalu banyak bicara, aku akan merasa sangat tertekan. Tetapi, saat kamu bercerita tentang hal-hal tak masuk akal, semua ocehanmu, entah kenapa aku menikmati setiap detiknya. -Kim Taeyeon- Dia bilang a...