Rafael [7]
Kenapa, kamu bertanya padaku dengan kata kenapa?
Nadyla mengigit kukunya, pikirannya melayang jauh padahal saat ini anggotanya sedang mempresentasikan acara yang akan dilaksanakan di pertengahan semester. Pungungnya ditepuk membuatnya berhenti mengigiti kuku dan menoleh melihat siapa yang menepuk pungungnya.
Senyuman kecil itu terlihat membuat Nadyla ikut tersenyum di dalam kegugupannya. Senyum kecil yang hinggap di wajah lelaki itu mampu memberikan ketenangan tersendiri untuk Nadyla.
"Kok baru datang?"
"Maaf, tadi ke toilet. Udah santai aja, bakal berjalan dengan baik kok."
Lelaki itu tersenyum, lalu setelahnya mengengam tangan Nadyla. Mengusap pelan pungung tangan Nadyla menyalurkan rasa tenang ke tubuh Nadyla.
Keduanya kini kembali pada topik yang di bahas oleh anggotanya perihal masukannya. Nadyla mulai mencatat apa saja point yang dapat ia pilih untuk acara ini.
Setelah semua anggota Osis memberikan masukannya, Nadyla juga telah selesai mengedit semua masukan menjadi satu. Nadyla berdiri dari duduknya dan berjalan kedepan untuk memberikan langkah terakhir.
"Selamat sore, mari kita selesaikan rapat sore ini. Dengan masukan yang teman-teman utarakan, saya mengambil kesimpulan bahwa seluruh ide akan dilaksanakan untuk memeriahkan acara."
Nadyla membuka lembar pertama, lalu kembali melihat kepada seluruh anggotanya. Rapat ini sangat penting bagi Osis, ini adalah kali pertama Nadyla memberikan masukan kepada seluruh anggotanya agar tidak melaksanakan ujian pertengahan semester dan itu di perbolehkan oleh kepala kurikulum. Dengan menarik sedikit nafas, Nadyla melanjutkan.
"Pertama kita akan melaksanakan upacara pembukan sesuai seperti yang dibicarakan Rendy. Maka dengan itu, Rendy akan menjadi pertanggung jawab berlangsungnya acara itu.
"Lalu di buka dengan parade bendera perkelas sesuai seperti ide yang di ajukan oleh Rangga. Silahkan menjadi pertanggung jawab bersama Rendy.
"Selanjutnya, lomba futsal perwakilan kelas, begitu pula dengan voli, tarik tambang, bulu tangkis, bazar dan untuk sementara kantin akan diliburkan selama event berjalan. Sesuai dengan ide Suzi, Bima dan Fathur, bahwa kantin akan diliburkan dengan maksud agar seluruh stan memperoleh kembali modalnya, maka dari itu pertangung jawabkan ide kalian."
"Pada akhir acara, kita akan memberikan sedikit acara dialihkan kepada kelas 12 sebagai angkatan terakhir untuk membuat sebuah kenang-kenangan dengan perwakilan parade bendera khusus kelas 12 dan beberapa hiburan setelahnya." Nadyla menoleh pada Rafael yang melipat tangannya, menunggu persetujuan acaranya. Setelahnya ia menganguk berterima kasih.
Nadyla kembali membaca tulisannya, dan mencari sosok yang selama ini menjadi anggota suksesnya. Setelah menemukan ia mengetuk bolpoinnya.
"Kepada bendahara, berapa anggaran kita untuk menyetujui ide Larisa akan pendatangan beberapa artis untuk memeriahkan acara puncak?"
Yang ditanya segera mengecek persediaan anggaran.
"Karena kita menarik tangungan enam ratusribu pada tiga puluh kelas, maka anggaran yang sudah kita kumpulkan sebesar delapanbelas juta, Nad."
Nadyla menganguk, lalu mencatat modal kotornya dan segera menutup bolpoinnya.
"Baik, Larisa silahkan pertangung jawabkan uang tersebut. Okey, kesimpulan sudah kita dapat."
Nadyla tersenyum menatap seluruh anggotanya dan beberapa perwakilan kelas 12 yang mengikuti rapat.
"Begitulah beberapa gambaran besar yang akan kita lewati untuk mengisi pertengahan semester kita kali ini. Untuk pertangung jawab, silahkan berikan sususan acara kepada saya esok hari agar saya bisa memberikan tanggapan kinerja kalian yang pertama. Rapat bisa diakhiri, selamat sore dan hati-hati di jalan pulang."
KAMU SEDANG MEMBACA
Rafael ✔
Teen FictionLelaki sebenarnya terlalu egois berkata bahwa ia tidak terluka. Lelaki terlalu egois mengatakan ia akan selalu kuat. Lelaki juga punya begitu banyak rasa seperti yang perempuan rasakan. "Kita juga manusia, bukan hanya perempuan yang memiliki peras...