Chapter 11 #- TAMU, SIAPA? -#

98 39 7
                                    






-
-
-

Tanggal 17 desember.
H-14 dari sekarang, tidak terasa waktu berjalan dengan begitu cepat.

Apa yang masih kuinginkan sekarang? Rasanya aku sudah tidak memiliki keinginan lagi setelah menyadari bahwa keinginan menggunakan sihir ini tidak menyenangkan.

Walau kutau, hasilnya instant dan cepat, dan tidak tau apa yang telah terjadi sebelumnya, bagaimana cara taehyung oppa mendapatkan aku, bagaimana aku bertemu dengannya.

Tidak terasa, kebahagiaan ini rasanya hambar.

Mungkin pada beberapa hari nantinya, aku akan segera jujur kepada taehyung. Terserah apakah dia percaya padaku atau tidak, hanya saja agar aku legah jika mendengar isi hatinya dari bibirnya, yang sebenarnya. Untuk sekali lagi.

Aku juga ingin mendengar dari bibirnya, apa saja perjuangannya untukku, bagiamana keadaanku saat pertama kali bertemu denganmu tae, dan sebagai apa diriku? Dimana kah kita bertemu? Ingin sekali aku mengetahuinya dari suara khas mu itu.

Dan pada akhirnya rahasia ini akan terbongkar, taehyung akan melupakannya, right? Kuatkan hatimu tae.

-
-

Selama seminggu penuh, kami sangat sibuk mengurusi segala urusan pernikahan, dan tentu saja hampir tidak sempat untukku mencari buku catatan itu, buku catatan yang berisi keluh kesah dan betapa bahagianya aku pertama kali bertemu secara langsung dengan taehyung oppa, kutuangkan di dalamnya, dan yang lebih membuatku takut adalah jika tae yang menemukannya, dan heran dengan tulisan di dalamnya, bahasa tanah kelahiranku, bahasa indonesia.

Setiap malam kami tidur dengan lelap, sangat kelelahan. Pagi ke kantor A, siang ke Departement B hingga sore. Dan esoknya mendapat telfon dan beberapa berkas pernikahan yang harus di isi, Terus berlanjut hingga semakin tak terasa sudah H-5.

Aku memeluk tae di setiap tidurku, aku takut kehilangan tae. Aku benar benar ga siap untuk melupakan kenangan bersama taehyung. Sesekali aku menangis di pelukannya, namun tae tidak pernah bertanya hanya mengelus rambutku.

"Apa taehyung mencari waktu yang tepat untuk menanyakannya? Atau dia sangat kelelahan untuk menanyakan hal ini" batinku.

Pagi hari nya, tae mengatakan padaku untuk hari ini kami beristirahat saja di rumah, cukup membereskan ruangan ruangan yang mulai berdebu.

Dan inilah saatnya untuk mengambil kesempatan mencari buku catatan itu.

"Apa yang sedang kau cari sayang?" Ucap tae dari ruang makan, dia sedang sarapan.

"Tidak ada tae, aku hanya membereskan ruang kerjamu" aku mengeluarkan tanganku dan melambai lambaikan kepadanya.

"Aku tidak akan mulai memakan sarapanku, kalau kau tidak menemaniku"

"Aku disini tae, yuhuuu. Di ruang kerjamu, tidak jauhh" aku kembali mengayunkan tanganku padanya lagi.

"Hitungan ketiga atau ku serang kau"

"Nee- apa?"

"1"

"Waee" kini aku mengeluarkan kepalaku keluar ruangan, dan mata kami bertemu, dia masih duduk manis di meja makan.

"2"

"Haish- jjinja" aku pun berlari dan segera memeluk tae.

"Yaz!3!" Ucapku sudah memeluk tae dari belakang, kubenamkan kepalaku kemudian pada lehernya, wangi.

Aku mengecup pipi nya, dan duduk di kursi makan yang bersebelahan dengannya. Taehyung masih menatapku, hingga ia menarik lenganku dan mengecup keningku.

그냥날 (hanya aku) [COMPLETE✔️]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang