Chapter 9 #- DATING -#

107 40 7
                                    

R U Ready Guys!

Ok.

Let's continued this!




Flashback; Peri POV

Ketika dirimu tidak mengetahui 'apa' dan 'bagaimana' cerita kisah cintamu dengan Taehyung sebelumnya.

Aku sudah mempersiapkan semuanya untukmu, kau tidak perlu khawatir tentang sebuah momen yang tidak kau ketahui.

Kesedihan dan kebahagiaan sudah tercatat ke dalam ingatan Taehyung ketika bersamamu sejak awal. Maka dari itu, perlahan-lahan aku akan memberitahumu secara bertahap.

Kita mulai dari penjelasanmu tentang Ruangan Kesukaanmu yang dikatakan Taehyung barusan.

Ya.

Taehyung menyebutnya begitu karena di dalam ruangan tersebut terdapat alat pengaturan mood,


.
.
.
.
.

Di perjalanan.

"Aku punya lelucon Tae, tapi dengarkan baik-baik, ya." Ucapku menghilangkan kesunyian.

"Baiklah, aku menantikannya sekarang." Ucap Tae yang masih fokus mengemudi.

"Jika aku memberikan pertanyaan, langsung dijawab lho, ya!"

"Haha! iyaa... iya..." Dia mengelus pipiku dan melirikku dua kali.

"Jika orang sakit mag, dia akan meminum?"

"Obat?"

"Ya. Kemudian magnya hilang, kan?" Aku menjelaskan lebih lanjut tentang lelucon ini.

"Oke? Lalu?" Ia bertanya balik sambil mengerutkan dahinya, kelihatan dia bingung.

"Berarti, jika ada orang sakit kepala dan meminum obat, apa yang akan terjadi?"

"Hilang, kepalanya, hilang... " Jawabnya yakin, lalu perlahan nada suaranya sedikit merendah, ia telah mendapatkan lelucon itu.

"Ahahahahahahahahha!" Tawaku menelusuri seisi mobil, aku tau, tawaku sudah melebihi batas normal tawa gadis pada umumnya.

"Sangat receh haha! haha!" Kemudian ia tertawa pingkal karena melihatku tertawa dengan kuatnya.

"Lucu, kan?" Aku masih tertawa agak kencang sehingga kepalaku terbentur jendela mobil, itu karena Tae mengerem mobil saat lampu merah menyala.

"Duh! <y/n>, inilah akibatnya jika kau tidak duduk dengan manis."
Kemudian ia mengelus kepalaku yang terbentur tadi dan menggenakan safebelt yang ternyata belum kukenakan sedari tadi.

Manisnya, batinku.

"Kenapa?" Ucapnya sambil menatap mataku.

"Eh, kenapa?" Aku bingung, karena ialah yang bertanya padaku duluan.

"Aku, aku tak sengaja mendengar, itu, jantungmu berdebar-debar tadi" Ucapnya sambil melanjutkan perjalanan kembali, setelah giliran lampu hijau yang menyala.

"Tindakan kriminal!" Teriakku sambil menundukan bahu ke pahaku.

"Aku tak sengaja <y/n>, apanya yang kriminal?" Ia malah tertawa lepas, juga melihatku yang sedang menundukan bahu.

그냥날 (hanya aku) [COMPLETE✔️]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang