Chapter 14 #-KEMUNGKINAN-#

84 37 2
                                    

(BELUM SEMPET EDIT, SEADANYA DULU YA SAYANG KU)
-AUTHOR-




.
.
.
.
.
.
.














Lama sudah kaki kami berdiri dan masih terus berhadapan, hingga pasir pasir pantai pun menenggelamkan kaki kami, dan meninggalkan jejak kaki sepasang kekasih yang hubunganya tak lama lagi akan segera berakhir.

Tapi pria dihadapanku ini sama sekali tidak menunjukan wajah amarahnya, Ia memang menyimak dengan serius, dan sesekali melebarkan matanya, aku tau dia pasti tidak mempercayai ku atau jikapun percaya, bagaimana ya responnya nanti. Apakah ia akan langsung pergi dari hadapanku.

Belum sampai setengah dari seluruh cerita. Air mataku sudah turut serta dalam kejadian ini, terus mengalir dan tae pun selalu menenangkan diriku sebelum aku melanjutkan 'pengakuan'ku yang terhenti karna tidak kuat untuk dilanjutkan.

"Ini berat untukku tae, aku tidak sanggup" Namun tae berusaha membuatku tetap melanjutkannya, ia memberikan pelukan untukku.

"Lanjutkan, dan kita akan cari solusinya bersama" ucap tae menghangatkan tubuhku yang bergetar.

"Jjinja?" Aku menatap matanya, tae sama sekali tidak menangis. Dia begitu kuat.

"Percaya padaku" taehyung mengecup keningku, yang kemudian tangan kananku yang ia taruh pada jantungnya, detakannya begitu cepat.

Dan aku melanjutkan 'pengakuan' ku, ia terus mendengar serius, dan tidak pernah melepaskan pandangannya dari kedua mataku.

-
-

"Nah, J-jadi- Apakah kau masih mencin-" ucapanku terpotong.

Taehyung malah mengecup bibirku, aku pun terdiam. Dan tae memelukku setelahnya. Sambil berbisik.

"Gomawo telah jujur padaku."

"Nde-" apa maksudnya, aku sedikit mendorongnya, dan dapat kutemukan matanya yang sembab.

"Tae- a-apa m-mungkin ka-u menemukan catatanku" aku menggelengkan kepalaku, mataku berkaca kaca.

"Mianhe jagi-" ucap taehyung dengan senyum kotaknya.

"Waee-?" bibirku bergetar dan akhirnya meneteskan air mata untuk kesekian kalinya.

"Wae?" Ia mengulangi pertanyaanku.

"Waee, kau tidak takut padaku? Padahal kau sudah tau kan aku orang asing" Tanganku bergetar, entah karna kedinginan atau ketakutan.

Tae menggelengkan kepalanya, malah kembali melingkarkan tangannya pada pinggangku.

"Kau pasti takut padaku, aku akan pergi dari hadapanmu sekarang."Bibirku terus bergetar dan tidak berani lagi melihatnya, Malu.

"Aku sudah berjanji bukan? Untuk tidak akan melepaskanmu". Tae semakin erat memeluk pinggangku. Namun aku melepaskan kedua tangan tae yg mengunciku.

"Tidak oppa, masalahnya bukan padamu mau atau tidak melepaskan aku, masalahnya- kita memang tidak ditakdirkan bersama." Aku terus memundurkan langkah kaki, menjauhi taehyung oppa yang terus maju mendekatiku.

"Gwenchana, aku tau itu" taehyung berhasil menarik pinggangku kembali hingga tak ada lagi jarak diantara kami.

"Kau juga harus percaya padaku <y/n>, aku mencintamu, cinta pertamaku" taehyung memelukku erat.

"Ya aku tau itu oppa, kau memang mencintaiku hanya sampai hari pernikahan kita" aku melepaskan pelukannya dan berancang ancang untuk berlari menjauhi taehyung.

그냥날 (hanya aku) [COMPLETE✔️]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang