18.

1.1K 143 7
                                    


"minseok?" panggil yoona yang sekarang duduk di samping minseok.

"hm."

"apa kau sudah sarapan?"

"sudah."

"kau mau mengantarku ke kantin?"

"tidak."

"kau irit bicara ya?"

minseok tidak menjawab.

"hei, minseok!"

"ck, tujuanmu mengikutiku sejak tadi untuk apa? untuk menanyakan aku sudah sarapan? dan memintaku untuk mengantarmu ke kantin? maaf kau salah orang."

"bukan begitu, aku mengikutimu tadi.. hanya untuk berkenalan, ya! berkenalan."

"kau sudah tahu namaku dan aku sudah tahu namamu, lalu?"

"ck, dingin sekali sih!"

"apa?"

"tidak."

"menyebalkan."

"siapa yang menyebalkan?!"

"kau!"

"aku?? kenapa aku menyebalkan??"

"kau menambah buruk moodku!"

"apa kau bilang!" yoona merasa kesal pada minseok, namun ia kembali menoleh pada minseok, ia tidak bermaksud untuk mengganggunya. "maaf." ucapnya pelan. Namun minseok tidak menjawab apa-apa, melihatnya pun enggan. "maaf jika aku membuatmu kesal. Aku hanya ingin berkenalan denganmu, itu saja."

Minseok masih diam.

"kau marah?" tanya yoona lagi.

"tidak."

"kenapa tidak berbicara?"

"untuk apa?"

"hh.. aku lelah berbicara denganmu. Lebih baik kita ke kelas sekarang, sebentar lagi bel akan berbunyi."

"kau saja, aku masih ingin disini."

"kau tidak akan mengikuti pelajaran?"

"tidak."

"ya sudah, aku juga akan disini."

"yak!! kenapa mengikutiku? jika ada guru yang tau kita pasti akan dihukum."

"biar saja. Lagipula tidak akan ada yang tau kita disini."

"terserah kau saja."

"minseok?"

"hm."

"apa kau betah sekolah disini?"

"ya."

"dengan keadaan seperti ini? kulihat temanmu hanya kyungsoo."

"aku sekolah disini bukan untuk mencari teman, tapi untuk belajar."

"aku tahu, tapi jika kau hanya memiliki satu teman saja, itu pasti akan menyakitkan. Apalagi semua murid disini takut padamu."

"tidak usah merasa kasihan padaku, aku sudah terbiasa dengan semua ini."

"tapi hatimu pasti sakit kan?"

"menurutmu?"

"entahlah."

"lalu, kenapa kau mau berteman denganku?"

"karena aku tidak pernah melihat sisi mengerikan darimu."

"benarkah?"

"benar, kau selalu diam dan tidak pernah tersenyum pada siapapun kecuali pada kyungsoo. Tapi bukan berarti kau mengerikan kan, jika aku lihat kau seperti menyimpan suatu kesedihan."

"kesedihan?"

"benar, seperti konflik batin."

"haha, sok tau."

"aku hanya mengira-ngira saja, kalau tidak benar ya sudah."

"hanya perasaanmu saja."

"syukurlah."

"kau masih akan terus disini?"

"iya, aku ingin mengobrol denganmu lebih lama."

"oh."

"sepulang sekolah nanti kau mau menemaniku?"

"kemana?"

"perpustakaan."

"kau suka membaca?"

"iya."

"baiklah."

"terima kasih, benarkan dugaanku kau tidak seburuk yang mereka pikirkan." ucap yoona sambil menunjukkan senyum manisnya.

minseok tidak menjawab, ia kemudian kembali fokus pada pandangannya ke depan.

"diam lagi?" tanya yoona.

"lalu aku harus berkata apa?"

Minseok merasa nyaman bersama yoona, teman barunya. Setiap hari mereka bersama, dengan kyungsoo tentunya. Teman yoona sempat marah padanya karena dia dekat dengan minseok, namun setelah dijelaskan tidak sedikit teman sekelasnya mulai menerima keberadaan minseok. Minseok senang dan sangat berterima kasih pada yoona, karena berkatnya minseok tidak dijauhi lagi.

-o0o-

Sehun sedang duduk santai di rumahnya sambil menikmati secangkir kopi. Tadi pagi ia mengundang teman wanitanya atau lebih tepatnya kekasihnya untuk datang menemuinya karena ada hal penting yang harus ia katakan.

"Sehunnie?" sapa si wanita itu. Wanita cantik berambut panjang dengan wajah yang begitu mempesona.

"baby? duduklah!"

"tumben sekali kau menyuruhku kemari."

"aku ingin meminta bantuanmu."

"bantuanku? apa itu?"

"aku ingin kau membuat lelaki ini tergila-gila padamu." ucap sehun sambil menyerahkan selembar foto kepada si wanita itu.

"apa? untuk apa? dan siapa lelaki itu?"

"membalaskan dendam, bukankah kau sangat mencintaiku? kau akan melakukan apapun untukku?" ucap sehun sambil meraih dagu si wanita itu untuk sekedar mengecup bibir merah muda miliknya.

"tapi kenapa harus aku? kenapa kau tidak menyuruh orang lain saja!" bentak si wanita.

"baby, ini hanya sandiwara. Kau hanya berpura-pura saja."

"lalu apa yang harus kulakukan setelah lelaki itu jatuh cinta padaku?"

"mudah saja. Cukup dengan kau meninggalkannya, aku ingin dia tersiksa karena cinta. Buat dia menderita!" ucap sehun penuh amarah.

"tidak mau!"

"oh ayolah.. bagaimana jika besok aku belikan kalung berlian lagi? atau kau ingin berlibur? jepang? london? kemanapun boleh."

wanita itu sejenak terdiam, "baiklah, aku akan melakukannya."

sehun hanya tersenyum puas, ia sangat tahu jika kekasihnya itu adalah wanita materialistis. "lakukan serapih mungkin, aku percaya padamu."

TBC.


Hyung And Me ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang