28. KERAGUAN

1K 146 24
                                    

Mondy memutuskan tak menemui Raya dan membawa segala lelah, sakit, sesak didada dan rasa cemburunya ke rumah.

"Aku gak mau jagain jodoh orang. GAK MAU!" Kalimat itu terulang-ulang dari mulutnya. 

Bahkan di penghujung doanya usai shalat ia juga melafalkannya. 
Memang Mondy ingin membiarkan Raya sendiri dulu. Tapi dengan adegan yang tadi di lihatnya, ia tak ingin menunda waktu lagi.

Buat apa ia selama ini menjaga Raya kalo harus berakhir dengan yang lain.

Semua harus  di klarifikasi sebelum terlambat.

Mondy
--aku cemburu Ray. Aku melihatnya, dan aku cemburu. Kamu puas??--
--kita harus bicara. Pliss... Ray aku tahu yang kamu pikirkan.... Kita harus ketemu. Kamu perlu dengar penjelasan aku—

Raya meski kesal pada Mondy sempat tersenyum membaca pesannya.

"Mondy cemburu???" hatinya bersorak tapi kemudian......
"Tapi kalo Mondy benar-benar merancang semua ini????" batinnya mengingatkan.

ARGH.....!
Raya tak mungkin sanggup jauh dari Mondy dan melupakan perasaanya begitu saja setelah perjalanan mereka sejauh ini.

Jika benar Mondy merancang semua ini demi mendapatkannya atau mendapatkan popularitasnya kembali, Raya tak akan bisa memaafkannya. Ia juga masih punya harga diri.

Raya
--besok kita ketemu—

Mondy
--Ya udah. Besok aku kesana.Sekarang jangan pikirkan apa pun, Met istirahat sayang. 😍😍😇😇—

Raya gamang dengan dirinya sendiri.
"Bahkan Mondy masih memanggil sayang?" kesah Raya.

Semula ia meyakinkan diri bahwa semua foro yang beredar itu rekayasa belaka. Tapi mendengarkan penuturan Mondy tadi? Dan kenapa sampe muncul fitnah ia hamil? Dan kenapa kabar itu berasal dari teman-teman Mondy?

Ingatannya akan masa-masa menakutkan, pertaruhan nyawanya di hutan kembali dia gali. Dan ia masih ingat ketika ditempat mereka tersesat, di pagi hari setelah mereka bisa survive semalaman, Mondy berulang kali minta maaf penuh penyesalan.
Apa karena ini? Karena ia melakukan sesuatu padanya?

Tapi bukankah waktu itu Mondy sudah klarifikasi?

Mendadak Raya  merasa jijik dan merasa dirinya kotor. Mandi berlama-lama pun nyatanya tak mampu meghapus perasaan itu.

Seolah mentasbihkan kebenaran gossip diluaran sana yang mengatakan Raya hamil.

Raya bukannya tak mendengar sebagian orang mengatakannya.
Bahkan Reva pernah menanyakan langsung padanya. Hanya beberapa hari sejak ia balik dari Singapura.

“Lo makin gemuk Ray? Jangan-jangan hamil ya?” candanya waktu itu.
“Ya gemuk lah… Orang Gue di rumah makan melulu. Balapan, makan, balapan makan, senang-senang terus.” Jawab Raya cuek.

“Iya juga. Orang Mondy dimana Lo di mana? Kecuali Lo kayak dulu lagi. Main nginep sembarangan dengan teman-teman balap Lo!” sindir Reva.

Bukannya tersinggung, Raya malah ngakak.
“Gak nafsu Gue ama mereka! Haha....”

Raya pun tahu Mondy sudah dengar gossip itu. Mondy sendiri yang bilang kalo Pak Bandi menuduhnya menghamili pacarnya sehingga buru-buru wisuda biar cepet kawin.
Saat cerita itu, Mondy nampak santai. Apa itu karena ia telah……

“STOP NEGATIF THINKING RAYA!” Bentak Batinnya.

*****

Raya masih dilanda keraguan, muka bete, hatinya was-was. Ia bahkan sudah komat kamit berdoa sejak Mondy mengirimkan pesan akan meluncur ke kosan.

JANGAN SALAHKAN CINTATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang