10. BREAK (2)

1.1K 134 22
                                    


Raya malas-malasan mengambil ponsel dari meja. Badannya masih terasa pegal-pegal dan kantuknya masih bergelayutan.

“Siapa sih pagi-pagi gini nelpon.” Gerutunya masih berusaha menjangkau ponselnya.

“BERISIK!” teriaknya begitu ponsel berhasil diraih.
Tanpa melihat layar ia menekan tombol accept.

“Hallo….” Suara khas bangun tidur Raya.
“Pagi nona Raya.” Suara baritone dari seberang.

Raya mengernyit. Menatap layar ponselnya dari nomor yang tidak dia kenal. Ada rasa sesal telah menerima sambungan telepon dari orang yang tidak jelas itu.
“Jangan-jangan orang iseng lagi?” batinnya.

“Selamat pagi Miss Raya? Apa kabar?” kembali suara dari seberang seperti dibuat-buat.
“Siapa ni?” ketus Raya.
Tak ada balasan dari seberang.
“Maaf ya saya tutup!” ketus Raya lagi.

Dan langsung terdengar tawa renyah dari seberang.
Raya mengurungkan niat mereject. Ia sepertinya amat mengenal tawa itu dan bahkan berasa masih hangat dalam ingatan.

“Ray… Ray…. Galak amat! Lo pikir Gue salah satu fans Lo? Orang Iseng Ha! Sok Lo!”
Otak Raya langsung konek dengan suara yang baru didengar.
“Iya sih emang Gue fans Lo! Tapi kan gak perlu galak gitu juga sama gue!”

“Sory Zio,” sesal Raya dengan nada lebih lunak. “Habisnya Lo pagi buta gini…..”
“Woy ini udah siang Non!” teriak penelpon yang dipanggil Zio.
Raya melirik jam dindingnya. Memang sudah jam 7 lewat sih.
Tadi ia bangun hanya untuk subuhan dan tidur lagi dengan nyaman dan nyenyaknya.

“Pasti Lo pules gegera mimpiin Gue kan? Abis ketemu semalam? Abis asik-asikan kemarin?” ucap Zio pede.

“Ih… Sorry ya!” elak Raya.
“Betewe ada apa ni ganggu istirahat pagi Gue?”

Dia adalah Zio, cowok yang ditemui Raya semalam di SPBU. Cowok yang membuat dada MOndy bergemuruh karena telah membuat gadisnya tertawa riang dan bahkan berani mengacak lembut rambut Raya tepat di puncak kepalanya.
Seharian Raya menghabiskan waktu bersama Zio. Jangan salah paham dengan kata ‘asik-asik’an dari Zio.

Raya bertemu Zio tak sengaja saat di mini market dan langsung diajak ke tempat balapan. Raya yang memang butuh refreshing dan sudah kangen dunia balap langsung mengiyakan.

Iya bahkan dengan suka rela dibonceng Zio dan menitipkan motornya di mini market. Mereka sempat terlibat balapan liar di jalanan ketika ditantang salah satu teman Zio sebelum pergi ke tempat Pak Budi.

Zio adalah teman lama Raya, sesama pembalap. Ia lebih junior di bandingkan Raya, tapi kini prestasinya luar biasa. Dia adalah brondong incaran lady racer termasuk Raya kala pertama kali memulai debut balapnya.

Waktu itu Zio masih lugu meski kegantengannya sudah mulai Nampak dan tak terbantahkan. Jujur waktu pertama kali Raya dikenalkan oleh pelatihnya dia sempat terpesona.

“Gile. Keren banget ni orang imut-imut pula. Hehe….” Komentarnya waktu itu.
Tidak hanya Raya tapi juga hampir semua lady racer dan cewek-cewek anggota klub motor di Bandung. Raya masih kelas XII SMU waktu itu, dan Zio baru akan lulus SMP. Jadilah…. Hanya buat sedap-sedapan di pandang tak pantas jadi gebetan apalagi pacar. Hahaha…..

Tapi sekarang dia sudah lulus SMU dan seperti halnya Raya dulu, ia memilih aktif balap dan tidak melanjutkan kuliah dahulu.

“Tuh, kan Lo langsung ngebayangin Gue kan? Makanya diem!” goda Zio karena Raya hanya diam.

“Enak aja Lo! Gak usah Ge-Er! Gue ngantuk!” protes Raya.
“Mau ikut liat balap dan clinic coach gak?” tanya Zio berikutnya.
“Seriusan? Kapan? Dimana? Sama siapa aja?” Raya langsung antusias dengan berondongan pertanyaan.

JANGAN SALAHKAN CINTATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang