04. MENAHAN DIRI

1.6K 157 11
                                    

Kehadiran Raya adalah surprise yang menyenangkan. Mondy benar-benar bahagia.

"Kamu kesini kenapa gak bilang-bilang?" tanya Mondy setelah sekian lama hanya diam dan saling pandang.

"Bikin surprise buat kamu." jawab Raya sambil cengar-cengir.
"Kamu pasti sibuk sekali ya? Apa aku ganggu?" tanya Raya. 

Mondy menggeleng cepat. Hingga cengekraman di bahu Raya pun ikut bergerak.

Raya kembali tersenyum.
"Kamu jelek tau Mon!" Lirih Raya, Tangannya bergerak menyentuh pipi dan rahang Mondy. Kumis dan bulu disekitar dagu Mondy bertumbuhan. Ia pasti tak kepikiran dan tak sempat untuk mencukurnya.

"Kamu bahkan tak perduli dengan penampilan kamu, Mon!" lirih Raya lagi. "Kamu belum mandi ya?" Selidik Raya. 

Mondy mencium lengan dan sekitar ketiaknya. "Apa aku bau?" tanyanya polos.

Raya terkekeh.... dan senang melihat eksperesi bingung Mondy begitu.
"Belum makan juga kan?" tebak Raya.

"Belum laper..." sambar Mondy. 

Raya merapikan rambut Mondy yang  menutupi kening dan mengelap keringat di dahinya. 

Mondy merasakan kenyamanan, sedikit bergetar dan menegang. Sentuhan itu ia rasakan berbeda, mungkin karena berbaur dengan rasa rindu yang dipendamnya.

"Kamu mandi dulu, setelah itu kita makan! Ini Perintah!" gertak Raya lalu mendorong lembut tubuh Mondy hingga berjalan ke pintu kamar mandi tak jauh dari meja nya.
 
Mondy mendesah dan membuka pintunya.
"Baiklah tuan puteri."

Tak lama kemudian Raya mendengar bunyi air keran. 

Raya menatap sekeliling... amat berantakan. Tapi ia tak berinisiatif untuk merapikannya. Ia tahu dengan sedikit saja merubah posisi keberantakan ini, akan menyulitkan kekasihnya.

"Setelah itu kita makan, Hah!" Raya teringat ucapannya.
 
Makan? Makan pakai apa? Segera ia keluar dan meihat apa  yang ada di meja makan. Nasi putih ayam gorang, balado terong dan sayur sop. Semuanya sudah dingin. Pasti masakan bik Siti tadi pagi. Tampaknya juga masih utuh tak tersentuh.

Itu artinya Mondy memang belum makan.

Yach.... kalo kayak gini, gimana Mondy nafsu makan?

Raya pun memutar otak. 
Menghangatkan makanan ini semua? sebanyak ini? Ah... Tidak mungkin!

Ia harus mencari sesuatu  lebih segar. 
Raya beranjak ke dapur. Melihat kira-kira apa  yang bisa dibuatkan untuk Mondy. Ia sempat tergoda pada Samyang.
Ah Tidak... Mondy pasti seharian tak makan. tak baik dan tak menyehatkan untuknya.

Ia pun membuka kulkas.
"Ray... Ray... kamu mau ngapain sih? Mau masak? Emang kamu bisa?" Ejek satu sisi hatinya. 

Iya, Raya memang tidak jago masak, tapi ia bisa masak. Bukankah di Bandung ia sering bantu mamah terima pesanan catering?

Satu-satunya  yang mudah dan cepat adalah nasi goreng. 
Raya pun dengan cekatan segera membuat nasi goreng. Nasi goreng cinta spesial. Semua bahan pelengkapnya ada di kulkas : telor, sosis, ayam, sayuran pelengkap. Bahkan di toples juga ada kerupuk. 

Raya membuatkan 1 porsi besar untuk Mondy  dan 1 porsi sedang untuknya. Ia juga tak lupa membuat lemon tea hangat untuk minumannya. 

Semua ia letakkan di atas baki, 2 piring dan 2 gelas lemon tea.

"Hm... Semoga Mondy suka. Amin...." komat-kamit Raya sebelum membawanya ke kamar.

**********

Mondy tertidur, masih mengenakan celana boxer dan kaos oblong. Tampaknya ia baru saja keluar dari kamar mandi, merasa tubuhnya segar dan mengantuk, ia pun rebahan dan tertidur. Handuk nya pun masih tergeletak di sampingnya. 

JANGAN SALAHKAN CINTATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang