19. LOSS CONTROL

1.5K 140 24
                                    

18+

Gadis dengan dress hitam ketat di atas lutut itu berjalan mengendap memasuki apartement. Seperti seorang pencuri yang takut ketahuan.

Sepanjang perjalanan pulang tadi ia terus berdoa semoga pacarnya tak pulang lebih dulu agar ia tak ketahuan tengah keluyuran. Dan nasib nampaknya berpihak padanya.

Begitu sampai kamar, ia segera membersihkan diri dengan cepat. Ia harus sudah tidur atau setidaknya tampak keriduran bila kekasihnya pulang. Nasib pun kembali berpihak padanya. Rasa kantuk pun segera merayap, hingga ia langsung merebahkan tubuhnya di spring bed merk ternama yang sudah pasti dijamin empuk dan nyaman.
Aroma lavender di kamar menambah kenyamanan dan suasana rileks di sekujur tubuhnya yang memang terasa penat usai perjalanan sepanjang hari. Ah... lebih tepatnya 2 hari jika dihitung dengan kemarin.
Memang baru pukul 9 malam, tapi Ia telah menguap berulang-ulang.

Setengah sadar ia mendengar pintu apartemen dibuka, dan ia amat yakin, pastilah itu kekasihnya.
Ia hanya tersenyum lega dan kembali memejamkan mata memanjakan kantuknya.

"Egh.... Ehmm...." Desahnya pelan ketika ia merasakan sentuhan-sentuhan lembut di sekujur tubuhnya yang ia rasakan kian nakal dari belakangnya.
Meski kantuk terasa berat, siapa pun tak mungkin tidak tergoda dengan tidak mendesah mendapat perlakuan istemewa yang memabukkan itu. Apalagi manakali tangan itu menarik tali piyamanya dan memelorotkan sebagian hingga nampak jelas putih mulusnya leher, punggung, lengan serta sebagian dadanya.

Beberapa kecupan di area yang terekspose itu mampu membuatnya kembali mendesah.

"Ergh..... Mondy." Desahnya amat lirih.

Seketika aksi kekasihnya terhenti. Gadis itu pun membalikkan tubuhnya dengan senyum mengembang. Ia berusaha sekuat tenaga menarik kesadarannya dan berusaha membuka mata.

"Hm... akhirnya kamu pulang. Aku kang...." Ucapannya terhenti, matanya mengernyit.
"I miss U," lanjutnya cepat seperti mengatasi kegugupannya, lalu ia kembali memejamkan mata sehingga tak melihat ekspresi bingung kekasihnya.

Menatap pacarnya memejamkan mata dengan menggeliat, membuat godaan untuk kembali menyentuhnya muncul dan dorongan itu makin kuat.

Ia kembali melanjutkan aksinya. Dua insan yang tengah terpedaya itu pun tidak hanya saling sentuh dan berciuman. Semua berlangsung begitu cepat hingga mereka tak menyadari telah melampaui batas.

Penyesalan selalu mengikuti disetiap kejadian. Meski tak bisa dipungkiri semua berawal dari niat, meski bukan itu yang mereka mau. Keduanya hanya ingin menunjukkan rasa rindu dan sayangnya. Tak ada maksud untuk menyakiti apalagi menodai kesucian cinta.

Nasi sudah menjadi bubur.
Usai kelelahan dengan aktifitas panas mereka, kesadaran mereka pun perlahan pulih sempurna. Usai dibuai mimpi melayang diatas awan, mereka kembali perlahan jatuh ke bumi, menghadapi kenyataan.

Gadis itu menangis dalam hati dan hanya bisa mengeratkan balutan bed cover peach yang tebal di kulit tubuhnya. Rasa sesal yang menyergap mampu mengalahkan rasa sakit fisik di sekujur tubuhnya terutama area sensitifnya.

Tangan kekasihnya yang masih melingkar dipinggangnya ia genggam erat, mencari kekuatan agar bisa menahan rasa sakit sekaligus tangis yang sudah hampir pecah. Ia sendiri tak percaya pada apa yeng telah terjadi. Apa mungkin mimpi?

JANGAN SALAHKAN CINTATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang