"Kamu cemburu?" goda Raya santai.
Mondy masih menatapnya tajam. Raya meneguk ludah, sadar Mondy sedang serius."Dia temen-temen balap aku, Mon. Teman-temen lama nggak laki semua kok. Cuman yang sering ke kos ya yang laki. Zio, Arif sama Aceng." Celoteh Raya santai.
"Kamu boleh cemburu, tapi jangan liatin aku kayak gitu ah... aku takut. Sumpah aku gak ada niat bohongin kamu Mon. Cuman belum sempat cerita aja ke kamu. Gimana mau cerita, ketemu aja kita baru berapa kali, dan....." Raya berjeda menanti perubahan ekspresi Mondy. "Aku nggak mau merusak kebersamaan kita yang baru sebentar. Maaf ....." lirih Raya sedih.
"Hm... aku pikir, Mondy mencurigai aku mengotak-atik ponselnya. Atau menanyakan tentang poto-poto itu. Sukur deh cuman itu...," batin Raya.
Mondy masih cuek dan sedikitpun tak tampak santai.
"Harusnya aku yang marah sama kamu," cerca balik Raya.
Mondy menoeh dan menaikkan alis penuh tanya."Aku di sini menunggu kamu kesepian. Eh kamu di sana jalan-jalan senang-senang sama Reva. Ke tempat-tempat indaaaaaaaaaaaaaaah...." Raya mengekspresikan diri meregangkan tangan seakan berada di tempat indah. "Terus poto-poto.... Selfi, narsis."
"Kamu cemburu?" tebak Mondy balik.
"Ya, Iyalah." Ceplos Raya ketus. "Gimana Aku nggak cemburu, Orang kemarin Reva cerita semangat gitu. Mamerin foto-foto mesra kalian, bahkan Reva bilang dia sempat tidur di kamar hotel kamu gara-gara kecapean. Kamu pikir....." ucapan kekesalan Raya terhenti. Ia melirik Mondy yang bersidekap senang dan seakan merasa menang.
"Ih... Nyebellin banget!" kesal batin Raya.
"Trus?" pancing Mondy.
"Kamu simpen juga kan poto kalian di ponsel kamu?" Kesal Raya. Ups! Raya keceplosan. Ketahuan dong tadi ia buka ponsel Mondy?
"Oh... tadi ada yang kepo ceritanya. Buka-buka ponsel pacarnya....." Mondy meledek dan mengusap layar ponselnya mengecek.
"Ih... Enggak!" protes Raya cepat. "Berarti bener kan kamu simpan poto-poto sama Reva di ponsel kamu?" tuduh Raya balik.
Mondy mengangguk santai.
"Sengaja, biar kamu cemburu! Itu artinya kamu beneran sayang sama aku, nggak mau aku sama orang lain. Iya kan?"Raya diam, bête.
Teringat tujuan awalnya ke tempat Mondy, Raya sedikit lega.
Setidaknya dengan pertengkaran-pertengkaran kecilnya, Mondy tidak terganggu oleh poto-poto yang tersebar di dunia maya itu.
Buktinya Mondy asik-asik aja main ponselnya.
****
Tugas Raya berikutnya, memastikan teman-teman Mondy yang kemungkinan besar akan menemaninya sidang agar keep silent, tak membebani
Mondy dengan pertanyaan-pertanyaan aneh, setidaknya sampai Mondy dinyatakan lulus.Raya menelpon Melly yang memang ingin mengkonfirmasi gambar-gambar Ramon yang beredar di medsos dengan mengirimkan WA sedari tadi pagi.
Meski biang gossip ternyata Melly cukup pengertian dengan tidak menanyakan hal itu ke Mondy karena takut mengganggu konsentrasi sahabatnya jelang ujian.
Raya pun menjelaskan secara singkat dan Melly bisa mengerti.
Melly pun berjanji dan memastikan tak akan ada yang menyinggung masalah itu sampai Mondy selesai sidang.
*****
Hari sidang skripsi Mondy pun tiba.
Raya sengaja membolos siaran dan hanya ijin via WA pada Billy sejak tadi pagi.
KAMU SEDANG MEMBACA
JANGAN SALAHKAN CINTA
Fanfiction18+. ini adalah sekuel dari Siapa takut Jatuh Cinta. Beberapa part di private. Jadi baca StJC dulu biar gak bingung, Perjalanan cinta Raya Mondy setelah mereka resmi pacaran dan apakah mereka berjodoh?? Beberapa konten sengaja di private. Just fo...