R-R50: Disgraced

2.9K 276 135
                                    

Peringatan banyak kata-kata kasar di part ini

______________

TATAPAN para tamu terpusat pada Retta yang kini telah berdiri di atas panggung. Hanya orang bodoh yang menganggap permainan ini menyenangkan.

Game yang sengaja dibuat untuk menjebak Retta. Dia tahu, cowok angkuh seperti Davel sengaja membuat permainan ini. Rencananya sangat licik hanya untuk mempermalukan Retta di depan banyak orang. Cowok itu membenci Retta, tentu saja.

Berdiri kaku di atas panggung, emosi sudah berkumpul di mata Retta. Melayangkan hunusan tajam pada Davel. Senyum miring Davel justru terukir mendapatkan emosi yang berkilat di mata cokelat Retta.

Kotak kaca itu diulurkan ke arah Retta. "Ambil, Ta!" perintahnya, tangannya yang bebas mengaduk-ngaduk bola kertas di dalamnya.

Tangan Retta bertahan di sisi tubuh, menolak untuk menggerakkannya sedikit pun. Dia menggeleng. "Gue.nggak.mau." ucapnya penuh penekanan.

Davel mengembalikan kotak kaca ke MC sebelum kembali memusatkan pandangan pada Retta. Langkahnya terayun ke arah perempuan.

"Lo lebih milih tubuh lo ke siram air dari ember di atas," mata Davel melirik ember di atas kepala Retta sejenak, dan kembali menatapnya. "Dibanding permainan biasa kayak gini."

"Gue tau, lo sengaja nantang gue," Retta menggertakan giginya, menahan emosi yang sudah berada di ambang batas. "Supaya gue bisa maju ke depan dan lo bisa permaluin gue depan semua orang!"

Terdengar suara huuu... panjang yang mendominasi sekeliling Retta. Tawa mengejek dan kata-kata yang menyakitkan, tidak dia pedulikan. Masa bodoh dengan pandangan orang-orang padanya. Dia hanya tidak ingin terjebak di permainan Davel.

Jemari Davel bergerak menarik dagu Retta, senyum miring terukir. "Kenapa? Lo takut?"

Cepat Retta menepis tangan Davel. "Nggak usah pegang-pegang gue!"

Davel terkekeh, sebelum tangannya kembali menarik kedua tangan Retta. Menarik tubuh sang perempuan mendekat ke arahnya. "Kenapa gue nggak boleh megang-megang lo? Bukannya emang lo udah biasa dipegang-pegang sama cowok!"

Emosi Retta tersulut mendengar nada remeh yang tersirat di sana. Dia seberusaha mungkin untuk melepaskan genggaman tangan Davel. "Gue bukan cewek murahan!"

Sebelah tangan Davel masih mencengkeram kuat kedua tangan Retta. Sementara tangan satunya lagi, berlarian di pundak terbuka Retta. Mata Retta lantas melotot. Menggerakkan tubuhnya untuk menjauhkan tangan cowok berengsek di depannya ini.

"JAUHIN TANGAN LO!"

Senyum miring Davel semakin terlihat jelas, dia menyentak tangan Retta. Hingga membuat tubuh Retta semakin menempel erat dengan tubuhnya.

"Sekalinya murahan bakal tetep jadi cewek murahan," bisik Davel tepat di telinga Retta. Kepala Retta bergerak gelisah, merasakan embusan napas Davel di telinganya. Air mata mulai berkumpul di pelupuk Retta. Dia benci saat dirinya dijebak oleh rasa lemah. Rasa yang menyulitkan Retta untuk memberontak.

"Lo udah ngasih apa ke Regha sampe ngebuat sahabat lama gue itu nggak bisa lepas dari lo?" kata Davel semakin berbisik di telinga Retta. "Tubuh lo?"

Mata Retta terbelalak seiring dengan air matanya yang tumpah, membasahi pipi. Kalimat tanya yang menghancurkan harga diri Retta dalam sekejap, membangkitkan seluruh emosi di belunggu pikirannya bersamaan dengan kekuataan yang kembali ke tubuh Retta.

Tangan Retta yang tercekal mendorong dada cowok itu dengan sangat kuat. Lantas yang membuatnya terlepas. Sedetik, hanya sedetik Retta membiarkan Davel terkejut. Sebelum kembali mengejutkannya dengan tamparan.

|1| For Regret ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang