(28) Pengungkapan

4.4K 279 4
                                    

Sudah direvisi

"Teteh, Abang ini yang aku maksud tadi. Abang ini ada di atas, Teh."

Aleeta dan Raani melotot tak percaya mendengar ucapan Naysila.

"Nay, kamu... kamu gak bercanda kan? kamu serius?" Aleeta memegang bahu Naysila erat.

"I..iya Teh."

...

Seorang laki-laki membuka pagar rumah mewah yang berhadapan dengan sebuah Rumah Sakit terkenal di kota ini, ia kembali menaiki motornya lalu memasuki halaman rumah mewah tersebut.

"Nay!" teriaknya.

"Dek, di mana Faisal?" Raani dan Aleeta bertanya-tanya begitu memasuki kamar tamu yang berada di lantai atas yang diketahui Naysila bahwa kamar itu sedang ditempati oleh teman sang Kakak.

"Nay juga gak tahu, Teh. Yang pasti waktu itu Abang bawa temannya ke lantai atas." Naysila menggaruk kepalanya yang tak gatal.

Aleeta terduduk lemah. Tak menyangka dengan apa yang dilakukan Habibi pada Faisal

"Nay!" lagi terdengar teriakan Habibi dari lantai bawah.

"Teh, Bang Habibi... Abang udah pulang." kata Naysila.

Raani memutar otak untuk mencari tempat bersembunyi agar laki-laki itu tak curiga.

"Kita harus sembunyi!"

"Di mana, Ran?" tanya Aleeta lirih, ia melihat tak ada sesuatu apapun yang bisa mereka jadikan tempat persembunyian.

Naysila berjalan menuju dinding samping kamar mandi, ia mendorong dinding yang merupakan sebuah pintu rahasia yang berbentuk layaknya hanya sebuah dinding putih. Raani dan Aleeta sedikit kaget mengetahui jika dinding tersebut adalah pintu rahasia.

"Teh, ayoo. Masuk sini aja, di sini perpustakaan tersembunyi milik Mama. Ayooo buruan!"

Raani dan Aleeta langsung saja berlari menuju ruang dibalik dinding tersebut. Naysila kembali menutupnya dan melangksh menuju kamar mandi agar tidak dicurigai Habibi.

...

Raani dan Aleeta saling pandang saat berbalik mendapati pandangan yang begitu gelap, mereka hanya mendapati berbagai rak buku yang menempel di dinding.

Aleeta mengeluarkan handphonenya dan menyalakan senter, diarahkan ke depan dan alangkah terkejutnya saat dirinya mendapati seorang yang terkulai lemah duduk disebuah kursi dengan tubuh terikat

"FAISAAALLL!" teriaknya berlari cepat menghampiri lelaki yang selama sebulan ini ia rindukan. Raani melebarkan matanya melihat remang-remang keadaan Faisal yang berada di depannya, segera saja ia menyusul Aleeta.

"Alee...ta." Lirihan Faisal membuat air mata Aleeta mengalir deras. Segera saja Aleeta membuka ikatan tali yang berada ditubuh laki-laki itu.

Aleeta menyentuh lengan Faisal yang terlapis kaos sweeter yang dikenakan lelaki itu. Ia mengusap dahi Faisal yang terluka dengan darah kering disekitarnya, ujung bibirnya membiru seperti sebuah pukulan, juga bagian wajah sampingnya lebam membuat Aleeta semakin menangisi kondisi lelaki dihadapannya ini.

"Fais ...."

"Al?" ucap Faisal lemah. Ia menggerakkan tangannya mengusap mata Aleeta yang mengalir deras butiran bening di sana.

Raani tidak tega melihat pemandangan ini, bukan... bukan ia cemburu atau sakit hati tapi dia kasihan dengan pasangan dihadapannya ini. Ia sedih menyaksikan begitu pahitnya yang mereka berdua alami.

Raani & Aleeta ✔(TAHAP REVISI)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang