Dari Abu Musa Al Asy’ari ia berkata; “Rasulullah bersabda: ‘Perumpamaan seorang Mukmin yang suka membaca Al Qur’an seperti buah Utrujah, baunya harum dan rasanya enak…”
(Hadis riwayat Bukhari dan Muslim)
___________________________________________Kemarin, Rania dan Ilham sempat berdebat karena siaran televisi, awalnya Rania membebaskan pilihan channel kepada Ilham, tapi setelah acara yang dicari Ilham berupa dakwah, Rania yang notabennya seorang bocah berusia 5 tahun tentu saja protes, pasalnya ia tak mengerti apapun dan menganggap itu tak menarik.
Berbeda dengan Ilham yang dengan asyiknya memerhatikan setiap bait hadis yang dilafalkan sang ustad dalam televisi mengenai keutamaan membaca Al-Quran. Beberapa kali ia sempat mengulang-ngulang hadis tersebut, mungkin Ilham sedang berusaha menghafalkannya.
Rania sempat bertanya pada Ilham "Apa itu Al-Quran," Ilham menjawabnya dengan menyodorkan kitab suci yang dibawanya ke hadapan Rania.
"Ini namanya Al-Quran," ia membiarkan Al-Qurannya berpindah tangan ke Rania.
Rania pun dengan refleks membuka Al-Quran tersebut, lagi-lagi ia dibuat mengeryitkan dahi, ia tak mengerti tentang apa yang dituliskan disitu.
Karenanya Ilham menawari Rania untuk belajar mengaji bersamanya, dan disinilah Ilham sekarang. Seusai melaksanakan shalat Ashar berjamaah di masjid, Ilham langsung bergegas ke rumah Rania bersama Uminya, umi Aisyah. Kebetulan uminya dan bunda Rania kenal cukup dekat.
Ketika sampai, Rania menyambutnya dengan mengenakan setelan mukena merah muda bergambar bunga-bunga.
Dihari inilah pengalaman pertama kali Rania membaca Al-Quran, tentu saja masih banyak huruf hijaiyah yang diucapkannya salah atau keliru, tapi setidaknya Rania mau mencoba mempelajarinya dan lambat laun ia pasti bisa.
***
"Alhamdulillah," ucap Lania setelah memutuskan sambungan telponnya.
Wajahnya tampak sumringah senyumnya terus terkembang. Ia kini menghampiri Rania yang sedang bermain masak-masakan seorang diri, kemudian Lania mengatakan sesuatu.
"Ran, bunda naik jabatan."
***
Ilham dan umi, abinya kini sedang berkemas-kemas, merapikan seluruh barang yang sekiranya bisa dibawa untuk rumah mereka di luar kota. Ya.. Ilham terpaksa pindah rumah dadakan karena abinya yang berprofesi sebagai tentara dipindah tugaskan.
Dalam hati Ilham merasa berat, ia tak tahu apa yang menyebabkan hatinya serasa terganjal oleh beban yang ia sendiri tidak tahu apa. Besok ia sekeluarga sudah harus pindah, Ilham mencoba mengingat-ngingat sesuatu, sekiranya ada barang yang tertinggal, atau mungkin ada buku perpustakaan daerah yang belum ia kembalikan. Tak ada satu barang pun yang tertinggal, begitu juga dengan buku-buku cerita nabi yang dipinjamnya dari perpustakaan sudah dikembalikan semua. Ah sudahlah, Ilham akhirnya memutuskan tidur dan mengabaikan rasa cemasnya.
***
Keesokan paginya, Ilham terbangun sekitar jam 4 dini hari, ia mengambil air wudhu, kemudian melaksanakan shalat tahajud, setelahnya ia mengaji bersama umi dan abinya sembari menanti waktu subuh tiba. Ilham memang anak yang religius, nilai-nilai islami telah ditanamkan sejak dirinya berusia 3 tahun oleh umi, abinya. Mulai dari shalat, mengaji, berpuasa, sedekah sampai tata krama, semuanya diajarkan secara detail, bermaksud agar Ilham tumbuh menjadi insan yang taat kepada Allah. Alhasil, didikan orangtuanya ini telah berhasil menghafalkan 4 juz Al-Quran selama tujuh tahun hidupnya.
Jarum jam menunjukkan pukul 07.00, semua perabotan kayu dirumah Ilham telah ditutupi kain putih, jendela telah ditutup, rumah telah dikunci, sepertinya kepergian keluarga ini akan memakan waktu yang lama.
Tiba saatnya mereka berangkat, hati Ilham kecil masih terasa terganjal oleh sesuatu yang tak bisa ia ketahui. Ah ya! Sekarang dia ingat sesuatu, Rania! Dia lupa berpamitan dengan Rania.
Taksonomy|08|02|18
Mohon dukungannya ya kawan kawan..
KAMU SEDANG MEMBACA
Secercah Sinar Harapan
Spiritual"Cintailah aku sesuka hatimu, tapi ingatlah! Jangan sampai rasa cintamu padaku melebihi rasa cintamu pada Allah" -Ilham Ramadhan- "Jika aku diberi satu permintaan darimu, akan ku katakan 'Cintailah aku hanya karena Allah'". -Rania Khansa Amalia- ©T...