Hujan turun membasahi bumi, tetes demi tetes yang jatuh perlahan kini berubah menjadi air yang jatuh bertubi-tubi, sukses menghasilkan genangan setinggi mata kaki orang dewasa. Hembusan angin dingin menusuk sampai ke tulang ditambah guntur menggelegar menghias langit yang makin menghitam.
Hebat! Rasanya kemalangan hari ini sudah cukup bagi Rania, terjebak di halte seorang diri, dengan cuaca yang membuatnya makin frustasi.
Rania tak suka hujan, ia tak tau kenapa, Rania benci sendirian, ia juga tak tau kenapa, dan hari ini kedua hal yang berusaha ia hindari malah menghampiri dirinya secara bersamaan.
Gemeretak gigi dan bulu kuduk yang meremang membuktikan seberapa tersiksanya dia di halte ini. Dengan tubuh yang terbalut kemeja hitam lengan panjang dan juga kulot berbahan katun, rasanya tak mampu menepis segala hawa dingin yang menyerang badannya.
Semula, Rania berniat melamar pekerjaan di salah satu perusahaan swasta terkenal dengan gaji yang sangat besar. Tapi belum sempat ia menapakkan kakinya di pintu masuk perusahaan, hujan malah mengguyur kota disaat dirinya sedang berjalan kaki santai. Alhasil, pasmina krem yang ia kenakan nyaris basah seluruhnya.
"Astagfirullah hal adzim," ucapnya setelah menghembuskan nafas. Hujan adalah rahmat dari Allah, harusnya ia tak boleh mengeluh.
Sembari menangkupkan kedua tangannya, Rania berdoa "Allahumma shoyyiban nafi'an"
Taksonomy|03|02|18
Masih prolog.. mohon dukungannya ya..
KAMU SEDANG MEMBACA
Secercah Sinar Harapan
Espiritual"Cintailah aku sesuka hatimu, tapi ingatlah! Jangan sampai rasa cintamu padaku melebihi rasa cintamu pada Allah" -Ilham Ramadhan- "Jika aku diberi satu permintaan darimu, akan ku katakan 'Cintailah aku hanya karena Allah'". -Rania Khansa Amalia- ©T...