9.Sahabat Kecil

35 7 0
                                    

Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman, “Maka sekali-kali janganlah kamu mengatakan kepada keduanya ‘ah’ dan janganlah kamu membentak mereka.”
(QS. Al-Isra [17]: 23).
___________________________________________

S

ebulan berlalu setelah kejadian marah-marah ibunya dan tabrakan di pagi hari itu. Rania masih saja mengisi hari-harinya dengan mendiamkan bundanya dan tentunya ia selalu pulang malam.

Bundanya juga tampak cuek-cuek saja, apalagi ia semakin hari malah semakin larut dalam pekerjaannya, tidak seperti yang Rania harapkan.

Tapi satu kabar baik menghampiri Rania, rupanya orang yang menabraknya saat itu adalah Ilham. Ya Ilham! sahabat kecilnya yang dulu hilang kini kembali pulang. Awalnya Rania tak mengenal sosok itu, jelas saja, sosok Ilham yang dulu imut kini berubah menjadi gagah dan tampan, cadelnya yang dulu juga sudah hilang. Hampir semuanya berubah, tapi satu hal yang tak pernah berubah dari kepribadiannya, yang Rania yakini juga Ilham tak akan dan tak ingin merubahnya, ketakwaannya kepada yang kuasa. Ilham kecil yang dulu sering mengajar Rania mengaji, sekarang telah menjadi seorang hafidz. Ilham kecil yang dulu suka menonton siaran dakwah, kini telah menjadi pendakwah. Meski bukan dakwah besar-besaran tapi Ilham cukup sering mengisi seminar motivasi dengan dakwahan super menginspirasi dikala ia sedang tak sibuk kuliah. Rania juga menjadi salah satu dari sekian banyak orang yang menjadi target dakwahan lelaki jebolan pesantren ternama itu, seperti sekarang misalnya tepat setelah Rania mencurahkan segala unek-unek ke hadapannya, Ilham segera mengeluarkan untaian kata andalannya.

"Kamu tau gak Ran, menurut hadist riwayat Tirmidzi yang bunyinya 'Keridhoaan Allah itu terletak pada keridhoan orang tua, dan murka Allah itu terletak pada murka orang tua,'kalo misalkan kamu itu cuek sama bunda kamu, gak peduli lah, nganggap omongan beliau cuma angin lalu lah, nganggap beliau gak ada ato sebagainya itu gak boleh.., kamu bilang 'ah' aja udah dilarang, apalagi kalo kamu ngebentak Bunda kamu," ucap Ilham memberi nasihat pada Rania.

"Tapi aku gak pernah bentak bunda, aku cuma ngediemin bunda aja," Rania mencoba menyangkal segala yang dikatakan Ilham.

Tepat sekali, Rania telah menceritakan segalanya tentang masalah dirinya dengan sang bunda. Pulang malam, tidak berkomunikasi, terlalu sibuk bekerja, semua ia ceritakan tanpa terkecuali. Entah kemana hilangnya pribadi introvert, Rania juga tak tau. Yang selama ini Rania simpulkan, ia selalu bisa mempercayai Ilham dan Ilham juga bisa menenangkannya.

"Untuk beberapa orang, ngediemin itu jauh lebih sakit daripada marah-marah langsung, kamu mau bikin bunda sakit hati?," raut wajah Ilham yang mulanya serius kini menjadi lebih lembut, matanya yang teduh menatap tepat ke manik mata Rania.

"Tapi kan bunda terlal-

Sorakan anak kecil memotong perkataan Rania yang hanya tinggal sedikit lagi. Jangan kira Ilham dan Rania asyik mengobrol dua-duaan di tempat yang tak jelas dimana, Ilham tau tata krama, dan Ilham menghormati wanita, ia cukup cerdas untuk tau batasan antara laki-laki dan wanita. Seperti sekarang contohnya, mereka berdua mengobrol sembari mengajari anak panti asuhan belajar. Keramaian menghiasi sekitaran mereka, ditambah pengurus panti juga ada disana.

Di hari minggu ini, Rania serta Ilham sekeluarga sengaja mengunjungi panti asuhan dekat komplek perumahan mereka. Awalnya Rania ingin pergi ke suatu tempat menghabiskan hari-harinya seperti biasa sampai petang, tapi setelah ajakan umi Aisyah yang tak lain adalah bunda dari Ilham, akhirnya Rania menyanggupi ajakan tersebut, tentu Rania tidak mengatakan pada bundanya jika ia disini. Entahlah, apa yang diinginkan Rania tak ada yang tau, kecuali Allah, dirinya, dan mungkin saja Ilham.

Taksonomy|06|03|18
Selamat membaca, doakan sukses ya kawan..😊
















Secercah Sinar HarapanTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang