Tampa, Florida 22:15 PM
Suara dentungan music keras, bau alkohol serta gerak badan orang-orang telah menjadi hal yang sagat wajar dijumpai di Club malam Mons Venus, tidak tertinggal juga pemandangan enam orang wanita yang meliyuk-liyukkan badan sexynya seakan menjadi surga bagi siapa saja yang datang didalam clup ini, Mons Venus siapa yang tidak mengenalnya Mons Venus adalah salah satu club malam terpanas didunia. Tentunya tempat seperti ini menjadi tempat para laki-laki dan perempuan untuk menyalurkan hasrat atau naluri terliar mereka atau hanya sebatas pelampiasan atas kesuntukkan pikiran akibat dari masalah atau tekanan, seperti yang dialami Juleo Louse laki-laki tampan dengan wajah yang sangat rupawan, bentuk tubuh yang digilai setiap wanita itu kini beersama tiga wanita yang sedang membuai dirinya dari sisi kanan kiri dan depannya.
Seolah sudah menjadi kebiasan dirinya melampiaskan emosi dengan kegiatan di Club malam dengan para angels yang bisa dia piplih atau para angels yang tidak sungkan lagi menginginkan dirinya,tapi mungkin kali ini ia tidak bisa berlama-lama seperti biasa setelah panggilan dari daddynya menjadi memicu minat dirinya malam ini hilang
Dertt.Drettt Dad is Calling Juleo hanya berdecak sebal setelah mengetahui siapa yang berani-beraninya menggangu kesenangannya malam ini. Tapi memang sejak tiga hari yang lalu daddynya menjadi orang yang sangat rajin menelpon hanya untuk memintanya pulang paksa. Hell . Pulang? Untuk Daddy nya? Dan itu berarti hidup dibawah bayang-bayangnya secara langsung. No its big No
"Tidak pulang Heh ucap suara yang terdengar sulutan emosi yang mungkin sudah tidak bisa lagi ditahan." suara Daddy Juleo di balik benda pipih yang kini berada di telinganya.
"hemmmm- Keep Clam Dad, Ill be Back Soon" jawab Julio dengan santai dengan suara yang masih tidak lepas dari kenikmatan yang terus ia rasakan dari tiga perempuan mengelilinginya.
"GET OUT FROM FUCKING CLUB, RIGHT NOW AND ILL SEE YOU IN HOME, IF YOU WOULDNT" . benar sudah suara bentakkan kini terdengar sangat menakutkan bagi Juleo
"Okay ILL back Right Now" dan belum sempat ia mendengar kelanjutan suara keras keras dari Daddynya karena Juleo sangat hafal apa ancaman dari Daddy nya setiap Juleo mencoba untuk membantahnya, yah ancaman seputar dengan uang, fasilitas, dan segala kemudahan akses yang telah ia dapatkan selama ini termasuk pesawat pribadi yang ia yakini saat ini sudah menunggnya diatas Gedung perusahaan Louse saat ini. Sure pasti Siapa yang tidak hafal dengan segala sifat otoriter keluarga Louse.
Akhirnya setelah menuntastkan hasratnya Juleo segera merapikan pakaian dan langsung keluar meninggalkan tiga wanita yang masih saling membelit satu dengan yang lain.
Ting
Leo
"Pesawat sudah siap, jika kau telat meski 1 menit pun, pesawat akan daddy Tarik kembali"
Pesan itu sangat jelas dan tegas dan cukup membuat Juleo memaki sosok yang masih sampai saat ini Juleo takuti. Pria Paruh baya yang sangat berbahaya seperti seekor singa yang telah kehilangan betinanya entahlah.
Juleo kini masih terus memaki jalanan yang sangat terlihat ramai, dentingan ban mobil yang ia rem secara mendadak sangat memekakan telinga, setelah melalui banyaknya mobil dijalan kini ia dengan terburu berjalan cepat dan menaiki lift khusus pemilik Gedung yang saat ini dia pijak , L for Louse , ya ini hanya sebagian dari Gedung pencakar langit yang keluarga Lousie miliki, menawan dan menjadi tempat inciran bagi siapa saja. Namun entahlah semua dekorasi yang indah tidak begitu Juleo hiraukan kini ia hanya ingin cepat mencapai atap puncak dari Gedung ini dimana pesawat yang akan ia gunakan telah menunggunya untuk membawa dirinya bertemu sosok laki-laki yang ia panggil dengan kata Daddy.
Case untuk Juleo Louse***
Selamat membaca updetannya
Happy reading 😊
Salam dari penulis abal2 hehe
follow akun
@aland_johnson
@aleysialouise
@izzah_rondiyah
KAMU SEDANG MEMBACA
My Return To You
RomanceKehidupan membuat sebuah ikatan entah dengan waktu maupun kejadian. Dan saat kejadian masa lalu mencoba memasuki masa depan . Aleysia mempunyai kesempatan untuk tidak terhubung lagi dengan masa lakunya. "Sometimes We just Need Chance to Know how St...