4- My Return To You | I can't, and never

42 2 1
                                    

Apakah ini cara membahagiakan orang lain

Dengan membohongi diri sendiri


~Aleysia Zilyn Louise~

"mama suara Aley terdengar meninggi iya, setelah ia merasa jika Aley tidak pernah tahu tentang acara perjodohan gila yang tidak pernah masuk sama sekali dalam bayangan hidupnya, setelah semua yang ia lewati sendiri selama ini, Aley tidak pernah habis pikir jika tentang masalah kelanjutan hidupnya termasuk memilih teman hidupnya masih harus diatur oleh orang tuanya.

"ada apa, Sia, see lihat sendiri calon yang papa pilihkan juga tidak buruk juga bukan? Hes completed you, believe me " ucap mamanya dengan tangan yang sudah terletak diantara dua bahunya. Bersama dengan senyuman seolah mengatakan semua akan baik-baik saja.

" All Is well " dan sama seperti yang Aleysia tangkap ucapan itu yang keluar dari bibir mamanya. Tapi bukan Aleysia namanya jika hanya bisa menerima begitusaja. Mungkin dulu saat ia hanya bisa menerima kehendak papanya impinnya hilang dan kini ia selesai di universitas, apartement, tentang ia harus menyembunyikan dirinya dari public semua kehendak papanya, rasanya cukup bagi Aley untuk selebihnya tidak menginginkan lagi semua diatur seolah ia masih anak kecil, She its almost 23 Years, oke mungkin ia harus berani menyuarakan pendapatnya kali ini, tapi ? entahlah semua seolah berkecamuk dikepala Aley , papa, ya saat semua sudah berhubungan dengan papanya bukan hanya ia mamanya juga bahkan semua orang beribu-ribu orang harus patuh dan mengikuti apa yang seorang Chyton Loiuse inginkan. Masih teringat jelas diingatannya saat ia mendengar suara papanya yang naik beberapa oktaf dari suara mamanya saat dulu Amanda membela keinginan anak semata wayang mereka agar diperbolehkan mengambil jurusan yang ia suka, jelas masih sangat jelas mimik wajah tegas dan mengintimidasi siapapun. Aley seolah ragu apa aku bisa menegosiasikan ini dengan papanya. Entahlah rasanya tidak mungkin tapi, okay tidak ada salahnya mencoba. Semua hal ini membuat Aley sibuk sendiri dengan pikirannya tanpa menyadari jika saat ini mamanya tengah memberikan secangkir teh hangat yang masih belum ia terima.

"eh, mama" ucapnya saat ia rasakan mamanya sudh menyodorkan kepada Aley secara paksa hingga aley bisa merasakan panas ditangannya.

Seolah tahu apa yang sedang dipikirkan anak gadis satu-satunya saat ini, Amanda hanya tersenyum dan kembali mengelus rambut blonde Sia.

" Sia, Dont try what it in your beautiful head baby " tutur Amanda dengan lembut untuk menyampaikan pesan khawatir dan juga sayangnya kepada Sia, Amanda masih ingat betul saat pertama kali ia melihat Bayi kecil merah yang menangis memilukan kala itu sampai saat ini tiba, bayi itu tumbuh menjadi perempuan yang cantik yang pasti akan membuat siapa saja menyukainya, sosok wanita anggun asia alami yang menjadi Bahasa tubuhnya, persis seperti ibunya, perempuan yang sangat cantik serta baik hati, Sia , Sia merupakan nama panggil untuk perempuan yang sangat Amanda rindukan, jika saja waktu bisa ia putar mungkin semua tidak akan seperti ini.

"Eh, ma. . . . Please," Aleysia terus menampakkan wajah sedihnya dengan upaya mendapat perhatian sang mama dan berhasil memenuhi tujuannya kali ini, tapi sekali lagi Amanda hanya menggerakkan kepala tanda bahwa ia tidak pernah setuju dengan upaya yang Aleysia lakukan.

"Ma, Sia mohon, Sia gak bisa lagi pura-pura bahagia dengan segala hal yang papa atur buat Sia," mama paling faham bagaimana sia, ma." Udah cukup selama ini sia selalu nurut semua keiinginan papa, tapi untuk masalah siapa yang akan menjadi suami sia, izinkan Sia menemukan sosok itu sendiri ma Aleysia mencoba mengungkapkan perasaan yang Ia rasa selama ini. Aleysia tidak bisa lagi hidup terus menerus dibawah keotoriteran sang papa. Entahlah its just over for that. Aleysia tidak bisa lagi.

"Let's Try to tell Him, come to His office by Then," setelah mencoba memahami apa yang dirasakan Sia, Amanda hanya bisa memberikan Aleysia Kesempatan untuk mengungkapkan sendiri apa yang dia mau.

Louise Mansion House memang sangat besar, seorang Clayton Louise terlahir dengan segala kekayaan yang telah keluarganya miliki kini dibawah pimpinannya perusahaan Louise bertambah besar dan hampir ada di seluruh belahan dunia. Hingga sangat wajar jika terdapat satu ruangan kantor pribadi Clayton didalam Mansion ini. Dengan keberanian yang coba Aleysia kumpulkan dengan tetap menguatkan jiwanya ia membuka pintu besar ruang kerja sang papa.

Pandangan menatap lekat dilayar berbentuk pipih dengan lambing apel yang menyala dan tidak lupa dengan kaca mata yang bertengger di hidungnya tidak melunturkan pesona seoarang Clayton meski ia tidak lagi terlihat muda

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Pandangan menatap lekat dilayar berbentuk pipih dengan lambing apel yang menyala dan tidak lupa dengan kaca mata yang bertengger di hidungnya tidak melunturkan pesona seoarang Clayton meski ia tidak lagi terlihat muda.

ah mungkin ini alasan mama tidak bisa mengalihkan pandangan cintanya saat berdekatan dengan papanya gesss namun semua itu seolah hanya terlihat ketika papanya diam sekarang semua berubah pandangan tajam datar dan tak terbaca kini yang Aley dapati saat papanya telah menatap tepat pada kedua mata Aleysia,

"Pa.Aley" Damn kenapa sekarang suaranya seperti cicitan yang sangat lemah, entahlah didalam ruangan yang besar berdua saja dengan sang papa ternyata telah berhasil meluruhkan keberaniannya, Hell kemana keberaniannya tadi yang ingin membela hak dirinya sendiri, kemana ia seakan semua meluap terbawa angin saat harus berhadapan dengan papa.

"Lakukan saja, Kamu mengerti bukan," ucap Calyton dengan suara baraton beratnya. Dan terdengar menyeramkan bagi Aley, dengan sisa-sisa keberanian yang ia miliki dengan terus mengucap mantra ayo aley kamu bisa, ayo lakukan secara terus menerus, hingga ia berani menatap kembali wajah sang papa.

"Pa, Aley rasa sudah cukup Aley mengkuti semua keinginan papa, untuk satu hal ini Aley mohon jangan paksakan kehendak papa lagi, Aley mohon pa" entah dari mana ia dapatkan keberaniannya tetap memandang lekat mata safir yang papa dengan mata hijaunya yang bergerak seolah meminta Calyton mengerti segala kegundahan hatinya.

"Papa tidak memintamu untuk menerima dirinya, papa akan memberikan waktu, Try to know Him, Aleysia Zilyn Louise " ucap Calyton dengan melangkah dan mencoba menggapai tubuh Aley dan memeluknya. Sontak kali ini Aley benar-benar luruh entah bagaimana justru kini ia menangis terseduh-seduh dalam pelukan Calyton, pelukan yang terasa hangat yang selama ini ia harapan selama lima belas tahun terakhir ini.

My Return To You Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang