Surabaya, 28 Februari 2017
"Abang kampus dulu. Belajar yang bener! Jangan modus mulu ke Aldian, haha." titah Delby sedetik kemudian setelah Ariana turun dari ninja merahnya.
"Sip. Aku masuk dulu bang, see you." kemudian melangkahkan kakinya menuju ruang kelasnya, X MIPA 2.
Sedangkan Delby langsung tancap gas menuju kampusnya, Surabaya Internasional University (SIU) yang terletak tidak jauh dari SMAN Pancasila.
🌨🌨🌨
Bel pulang sekolah sudah berbunyi sejak sejam yang lalu, hanya ada segelintir siswa yang masih duduk anteng di SMAN Pancasila. Ada yang sedang berpacaran, mengerjakan tugas, bahkan ada yang sekedar numpang wifi gratis kaya Author :v
Lain halnya dengan Ariana dan Silvia. Mereka memutuskan pulang terlambat, sebab ada sesuatu yang ingin Silvia sampaikan pada Ariana.
"Mau ngomong apa Sil?" tanya Ariana to the point.
Silvia tampak gusar, ia bingung harus memulainya darimana. Membatalkannya? Itu sama saja dia membuat Aldian kecewa.
"Soal ucapan kamu waktu itu," intro Silvia.
Ariana mengangkat sebelah alisnya, "Ucapanku yang mana?"
"Aldian,"
Deg!!
Ritme jantung Ariana langsung berpacu lebih cepat dari biasanya.
--Apa Silvia bakal bilang kalo dia udah jadian sama Aldian?-- Ariana
"Tentang apa?"
--Semoga bukan itu Tuhan!-- Ariana
"Waktu itu kamu pernah bilang, kenapa Aldian kalo ke kamu mukanya ga pernah woles? Jadi, kemaren aku bela-belain buat nanya hal ini ke Aldian,"
"What?? Kenapa ditanyain beneran elah??" antara senang, malu dan gengsi semuanya tercampur aduk menjadi satu di dalam benaknya.
"Sebagai teman yang baik hati, jadi kemaren aku tanyain langsung, daripada situ mati penasaran? Bilang makasih kek!"
"Ya kan ga gini juga kali. Ini mah makakne konco jenenge (matiin teman sendiri),"
"Ssst, dengerin aku mau cerita," dengan menutup bibir ranum Ariana dengan jari telunjuknya.
Kemudian mengalirlah cerita tentang kejadian kemarin di lorong koridor kelas X.
"Jadi gitu ceritanya. Kalau aku ga tanya, aku jamin sampek kita lulus kamu ga bakal tau tentang ini. Siapa dulu? Silvia," ucapnya dengan nada sombong yang dibuat-buat pada akhir ucapannya.
Ariana mendengus kesal, "Semerdeka kamu aja, yang waras (sehat) ngalah, huahaha." kali ini Ariana berbicara dengan mengejek.
"Aku waras ya,"
"Berarti pernah ga waras? Ckck,"
Ekspresi Silvia langsung berubah menjadi kecut, sekecut buah jeruk nipis :v
"Mending kamu samperin Aldian, minta maaf sama dia. Pasti dimaafin kok," usul Silvia yang saat ini tengah menahan rasa sesak dalam benaknya ketika mengucapkannya.
Sekilas Ariana berpikir, "Aku? Minta maaf? Ogah."
"Ga usah gengsi. Aku udah tau kok kalau kamu ada rasa sama Aldian,"
Raut panik langsung tercetak jelas pada muka polos yang kadang ngeselin itu.
--Silvia tahu? Bukan secret admirer lagi ini mah ceritanya, mama oh mama-- Ariana
KAMU SEDANG MEMBACA
Rain In The Pain
Roman pour AdolescentsPerempuan pengagum hujan dan senja. Ia amat menyukai saat-saat turun hujan, namun kini hujan tak lagi menjadi sesuatu hal yang menyenangkan baginya, tetapi telah bermetamorfosa menjadi sesuatu yang teramat menyesakkan dadanya. "Hujan yang mempertem...