01 November 2017
Aku tak pernah mengerti apa yang ada dipikiran Arka. Tentang perasaannya. Terkadang Arka berkata bahwa dia menyayangi ku. Tapi barang sedetik dia bilang dia lelah dengan semuanya.
Mungkin memang benar, kita tak seharusnya mempunyai status yang lebih dari seorang teman. Maka, ketika Arka ingin menyudahi hubungan kita, aku iya kan.
Bohong jika aku tak sedih. Bohong jika aku tak menangis. Bohong jika aku baik-baik saja. Tak ada yang baik-baik saja, jika ditinggalkan oleh seseorang yang kita sayangi.
Setelah itu, hubungan kita kembali hanya menjadi sebatas pertemanan. Hanya saja, aku masih tak terbiasa dengan pergantian status itu. Dan Arka pun sama. Terkadang kita masih seperti sepasang kekasih. Arka masih dengan intens menelponku, memberi kabar. Masih melakukan hal yang biasa kita lakukan dulu.
Dan aku terkadang hanya bisa tersenyum miris. Ketika menyadari semua itu. Sekarang aku bukanlah kekasihnya. Sekarang aku hanyalah temannya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Your Voice
Short Story"Ini konyol! Tiap hari aku mengobrol dengan seseorang yang bahkan sekalipun, aku belum pernah bertemu dengannya! Yang lebih konyol adalah mendengar suaranya menjadi satu keharusan bagiku." -Keisha Quitta Radea.
