05| Dekat

225 20 1
                                    

Lambat laun aku terbiasa dengan telepon-telepon dari Arka. Hubungan kita pun makin dekat karena komunikasi yang cukup intens. Meski sebenarnya sekali pun tak pernah bertemu.

Rasanya aku tak pernah bosan untuk mendengar suaranya. Atau suara tawanya yang terdengar ketika kita sedang bercanda. Terlebih ketika satu hari full aku merasa lelah oleh tugas-tugas sekolah ku lalu, Arka tiba-tiba menelpon dan melontarkan candaan yang membuatku mau tak mau tertawa. Dan lupa akan lelah yang aku rasakan seharian.

Suara Arka seperti vitamin bagiku yang harus ku minum ketika aku lelah. Seperti narkoba yang membuat candu sang penikmatnya.

Aku tak pernah berpikir bahwa, aku akan jatuh cinta kepada seseorang yang bahkan sekali pun belum pernah aku temui. Tapi bertemu dengan Arka, berkomunikasi dengannya, mendengar suaranya, bertukar cerita. Tanpa sadar perasaan itu tumbuh.

Awalnya aku menolak apa yang aku rasakan. Aku meyakinin diriku bahwa apa yang aku rasakan itu salah. Namun saat satu kalimat itu terucap, aku tak bisa lagi menolak apa yang aku rasakan.

11 Mei 2017

10.48 P.M

"Kei, gimana kalau suatu saat gue suka sama lo?"

"Hm, kenapa emang kalau itu kejadian?"

"Ya gak apa-apa sih."

"Yaudah. Gak ada masalah kalau lo suka. Itu kan hak lo."

"Terus kalau gue suka lo. Lo suka gue gak?"

"..."

"Kei, kok gak dijawab? Lo suka gue ya?"

"Hah, apaan sih! Gak."

"Gak, gak salah lagi gitu ya maksudnya. Hahahaha."

"Ih apaan sih!"

"Oke, oke. Sorry."

"Heem."

"Kei."

"Apa."

"Gue suka sama lo."

Your VoiceTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang