19| Selalu Begitu

178 16 0
                                        

18 Februari 2018

05.45 PM

Tadi pagi tiba-tiba saja Arka menelpon ku. Obrolan yang cukup lama, setelah beberapa hari tak ada aktivitas seperti ini.

Di hari Minggu memang biasanya Arka akan menelpon pagi-pagi. Dan biasanya akan terus berlanjut hingga malam.

Arka sempat meminta maaf.

"Maaf, atas beberapa hari yang lalu hubungan kita renggang."

Ah, dia merasakan juga apa yang aku rasakan. Ku pikir dia akan terus tak mengabaikanku.

21 Februari 2018

Dari hari Minggu itu, Arka mulai kembali seperti dulu. Pesan-pesan singkat yang ku dapat tiap hari, dan telpon yang ku terima.

Rasanya seperti kejadian itu tak pernah terjadi. Atau mungkin memang selalu begitu?

07.14 PM

Mata ku terasa berat. Entah aku tak tahu kenapa. Dan tanpa sadar detik itu juga aku terlelap.

Arka A P : ikutan TO ini gih

Arka A P : P

Arka A P : P

Arka A P : P

14 pesan dari Arka yang ku terima. Dan aku tertidur satu jam lebih.

Keisha Q Radea : ketiduraaan

Tak ada balasan dari Arka. Sebelumnya Arka menyuruhku untuk online game jam 07.30 dan saat aku melihat jam itu sudah lebih dari janji.
Aku langsung membuka aplikasi game, namun ternyata Arka tak online.

Aku mencoba untuk menelponnya. Tak diangkat. Aku terus mencobanya, mulai dari WhatsApp, Line, hingga nomor selulernya. Tak juga diangkat. Hanya saja saat menelpon ke nomor selulernya, nomornya sedang sibuk.

Tapi aku terus mencobanya. Hingga dipercobaan kesekian telponku baru dia jawab.

"Darimana aja kamu?"

"Ketiduran."

"Kenapa gak angkat telpon aku?"

"Sejak kapan ada telpon kamu? Gak ada sama sekali telpon dari kamu. Yang ada juga kamu dari mana aja, kenapa telponnya baru diangkat?"

"Jangan ganggu aku. Kalau ganggu, aku bakalan ngambek."

Aku agak kesal dengan ucapannya. Langsung ku matikan saja telponnya.

Arka A P : selalu gak ada saat aku butuh

Ah Arka ini kenapa sih. Kenapa juga dia tidak menelpon seperti biasaya. Mana bisa aku terbangun hanya dengan suara pesan masuk.

Pesan terakhir yang ku kirim hanya Arka baca saja.

11.03 PM

Arka A P
Incoming call...

"Kenapa belum tidur?"

"Gak apa-apa."

"Mau tanya. Menurut kamu, aku orang yang sombong gak? Orang yang bakal koar-koar atau pamer saat aku di atas orang lain? jujur ya."

"Iya."

"Jelasin sejelas-jelasnya."

Aku mulai menjelaskan apa yang aku tahu tentang sifat Arka terlebih tentang apa yang barusan dia tanyakan.

"Oh oke, oke. Makasih. Eh kamu bakalan ikut kan TO yang aku kirim tadi?"

"Gak, aku gak suka ikut TO-TO gitu. Lagian itu acaranya hari Minggu dan Seninnya ada ujian praktikum."

"Kenapa emang kalau ada ujian pratikum? Lumayan kan buat test kemampuan."

"Gak mau males aja buat keluarnya."

Karena biasanya hari Minggu adalah hari menemani Arka setelah hampir satu minggu sibuk dengan aktivitas masing-masing. Biasanya seperti itu, hari Minggu kita habiskan waktu untuk bersama.

Dan terlebih memang aku benar-benar malas untuk mengikuti acara seperti itu. Bukan aku sudah pintar atau apa, mungkin malah kata pintar jauh dari ku. Hanya saja malas ku terlalu besar.

"Ya serah deh, kalau nanti test gak masuk mampus."

"Iya, mampus."

Setelah itu hening. Telponnya Arka mute. Aku berkata atau lebih tepatnya bertanya kepada Arka. Dan tak ada jawaban dari Arka.

Kesal rasanya tak didengarkan dan tak dijawab. Aku mengumpat kepada Arka, saking kesalnya. Dan sambungan terputus. Ya, Arka mematikannya.

Apa hubungan kita selalu begitu? Sebentar manis, sebentar penuh dengan amarah dan keegoisan masing-masing. Lalu selanjutnya berbaikan lagi, dan lupa akan hal sebelumnya. Apa selalu begitu? Ya, mungkin selalu begitu.


Your VoiceTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang