16| Untuk Arka

153 14 0
                                    

Aku membuka buku harian ku dan mulai mencoretkan pena pada halaman kosong.

Teruntuk Arka,

Selama hampir sepuluh bulan aku mengenal kamu, aku tak pernah benar-benar mengerti bagaimana dirimu. Tapi untuk waktu sepuluh bulan, kamu benar-benar membuat ku jatuh hati.

Aku tak pernah tahu mengapa aku mencintaimu. Memilih dirimu sebagai tuan untuk ruang hatiku. Aku senang bertemu denganmu, mengenalmu dan pernah menjadi bagian dalam hidupmu.

Arka, aku tahu hidupmu tak melulu soal diriku. Ada banyak hal yang mungkin jauh lebih penting dariku.

Aku tahu, aku sangat menyebalkan. Dengan sifat kekanakan ku, aku yang selalu cemburu saat tahu kamu berbincang dengan perempuan lain. Aku yang terkadang bisa posesif. Tapi, sekarang aku tahu bahwa aku bukan siapa-siapa lagi yang berhak melakukan itu semua.

Aku tak tahu tentang perasaanmu. Kemarin kamu bilang kamu menyayangiku, tapi hari ini seolah kamu tak pernah mengatakan itu semua.

Beberapa hari yang lalu, kamu seperti larut dalam dunia barumu. Aku tahu kamu tak suka diatur. Dan tak pernah ada niatan untuk aku mengatur hidupmu.

Arka, salah kah, jika aku rindu kita dulu?
Salah kah, jika aku rindu, dikirimi pesan di pagi hari?
Salah kah, jika aku rindu, dering ponsel setiap saat yang tertera namamu layar?
Salah kah, jika aku rindu, suara tawamu?

Arka, apakah kamu pernah menunggu seperti ku? Menunggu kabar darimu, menunggu telpon darimu?

Arka, aku tak tahu mengapa aku merasa sekarang ini, hanya dihubungi olehmu ketika kamu membutuhan ku saja. Tak seperti dulu, kamu yang selalu menghubungiku setiap saat.

Terkadang pesan ku hanya kamu baca saja. Entah itu karena kamu sibuk atau pun tidak. Apakah sekarang aku tak penting lagi bagimu? Atau memang kamu sudah terbiasa tanpa ku?

Rasa-rasanya aku ingin kembali ke beberapa bulan yang lalu. Tapi, aku tak bisa memaksamu untuk itu. Itu pilihanmu, pilihanmu untuk melalukan apa yang kamu inginkan.

Karena aku tahu, tak ada kata jatuh yang menyenangkan. Aku memilih untuk jatuh, maka aku pun harus menerima semua rasa sakit.

Arka, kalau pun memang kamu sudah menemukan seseorang yang mengisi ruang hatimu. Aku tak apa. Itu juga pilihanmu. Hanya saja, untuk saat ini yang harus kamu ketahui bahwa aku menyayangimu dan itu selalu.

Arka, mungkin kamu sudah bosan mendengar kalimat; Ar, aku sayang kamu. Tapi, tak apa. Biarkan kamu bosan mendengarkannya dan biarkan aku bosan mengucapkannya. Hingga kamu tak pernah lagi mendengarkannya dan aku tak pernah lagi mengatakannya.

Tertanda,
Keisha Q Radea.

Your VoiceTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang