#12

6.2K 226 17
                                    

⇨✘✘✘⇦

Eva langsung dibawa kerumah sakit, ya Eva lah yang terkena lampu itu, ia mendorong tubuh Nira hingga menjauh lalu dirinya lah yang terkena lampu itu.

"Kalian gak boleh kemana-mana, kalo kalian pergi kalian bisa didis, tetaplah disini biar pihak sekolah yang bawa Eva kerumah sakit" kata Henrly memberhentikan mereka.

"Gimana kita bisa tenang, kalo keadaan Eva kek gitu, pokoknya kita harus ikut" bentak Devi sambil menangis

"Kalian mau didis, kalian sudah jauh, gue juga yakin kalian bakal menang" kata Henrly menenangkan

"Kali ini tolong dengerin kata kata gue, ini demi grup kalian" lanjut Henrly

Nira tidak mendengar perkataan Henrly dia malah lari entah kemana, namun yang pasti dia tidak mengikuti Eva.

"Tenanglah Dev, gue yakin Eva baik-baik aja dan Nira mungkin saat ini dia butuh sendiri" kata Elsa lalu mendudukkan Devi disebuah kursi

"Biar gue yang nyusul Nira" kata Ray lalu berlari mengejar Nira

"Vin loe susul Eva dirumah sakit, jagain dia" kata Henrly pada Calvin.

⇨✘✘✘⇦

Nira terus berlari hingga berhenti dilapangan sekolah yang sepi, karna semua siswa sedang berada di aulah. Namun, tanpa ia sadari hujan turun begitu saja seolah mengerti apa yang tengah dirasakan oleh Nira. Nira terduduk ditengah lapangan ditemani air hujan yang terus turun membuatnya basah kuyub.

"Loe baik baik aja?" tanya Ray sambil memegang bahu Nira.

"Gimana gue bisa baik-baik aja, masalah gue sama bokap gue belum selesai dan sekarang gara gara gue Eva harus terbaring lemah dirumah sakit, Kenapa tuhan gak adil sama gue?"

"Gue udah pernah bilangkan sama loe, tuhan cuman pengen nguji kesabaran loe doang"

"Gak gini caranya, gak bukan orang yang sabar hingga harus diuji kek gini, gue bukan orang yang kuat hingga seluruh hidup gue cuman di isi sama masalah yang gak ada habisnya" Nira langsung berdiri menghadap Ray, dan membuat Ray terdiam.

"Gue gak kuat, gue gak sanggup, gue cuman pengen hidup bahagia aja, apa itu salah"

"Dengerin gue, semua masalah pasti ada jalan keluarnya, gue juga yakin loe pasti bakal nemuin jalan keluar itu, loe harus kuat" Ray memegang kedua pipi Nira, berusaha menengkannya.

"Kenapa loe selalu ada disaat gue sedih, loe tau gue gak butuh siapa-siapa gue udah biasa sendiri, gue bisa ngadepin semua masalah gue, tapi tidak untuk kali ini, gue cuman pengen sendiri" Nira melepas tangan Ray lalu beranjak pergi.

Namun, Ray menarik tangan Nira lalu memeluknya dengan sangat erat.

"Gue bakal selalu ada buat loe, entah kenapa gue cuman pengen nemenin loe disaat loe sedih, gue yakin yang loe butuh saat sedih bukan sendiri tapi teman buat berbagi kesedian" Ray makin mempererat pelukannya.

"Makasih loe udah mau nemenin gue, tapi yang loe pikir itu salah, gue gak butuh temen gue cuman butuh sendiri, loe udah terlalu banyak tahu tentang gue cukup disini aja, gue gak pengen loe tau banyak tentang gue" Nira melepas pelukannya.

Bad GirlsTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang