[8]- °Hujan°

1.6K 72 6
                                    

"Yah hujan Van,"kata Bagas kepada Vanya

"Iya kak,"balas Vanya kepada Bagas

"Gimana kalau kita neduh dulu?"tawar Bagas kepada Vanya

"Yaudah deh kak,"pasrah Vanya, Bagas pun menepikan motornya ke halte bus agar mereka bisa berteduh

Mereka berdua pun berteduh dibawah halte bus, Vanya yg kedinginan pun nampak menggosok-gosokkan telapak tangannya

Bagas yang peka pun dengan segera melepaskan jaket parasut hitamnya dan memberikannya kepada Vanya

"Apa?"tanya Vanya yg bingung melihat Bagas mengulurkan jaket parasut nya ke arah Vanya

"Pake! Biar lo nggak kedinginan,"kata Bagas kepada Vanya, Vanya pun memakai jaket parasut milik Bagas dan dengan seketika aroma maskulin pun menguar di sekitar Vanya. Yg membuat Vanya hampir terhipnotis oleh baunya

"Terus kakak?"tanya Vanya lagi melihat ke arah Bagas yg hanya mengenakan kaus oblong berwarna putih yg dengan jelas mencetak otot-otot perutnya

"Lo mau tau caranya?"tanya Bagas balik

Sedangkan Vanya hanya mengangguk kan kepalanya

"Yaudah sini deketan,"pinta Bagas kepada Vanya dan dituruti oleh Vanya, Bagas pun merentangkan kedua tangannya dan menangkup tubuh mungil milik Vanya

"Gini Ajah gue udah hangat kok,"kata Bagas seraya mempererat pelukannya terhadap Vanya

Sedangkan Vanya hanya berdoa agar hujan segera reda dan pelukan Bagas pun cepat terurai dari dirinya. Sebab, Vanya tak ingin terkena serangan jantung bila berada dekat dengan Bagas

"Harum banget sih Lo Van, Lo pake sampo apaan?"tanya Bagas disela-sela kegiatan nya mencium aroma sampo milik Vanya

"Sampo Vanila kak,"balas Vanya terdengar canggung

"Pantesan harum banget! Gue suka baunya,pen peluk terus bawaannya,"kata Bagas berterus terang kepada Vanya sedangkan Vanya hanya tersenyum simpul menanggapinya

"Kalau kayak gini posisinya, Lo kayak milik gue Van, tapi nyatanya nggak,"curhat Bagas di tengah suara rintik hujan

"Gue baru rasain perasaan ini ke Lo Van, perasaan nyaman amah seseorang dan itu Lo,"tambah Bagas lagi

"Gue nggak pernah terima kenyamanan ini lagi Van, semenjak almarhumah mama gue udah nggak ada! Tapi semenjak Lo ada, semuanya kayak seperti semula lagi"

"Gue mau Lo sama gue kayak gini terus Van, yah gue tau kalau ini kedengaran egois banget! Tapi plis, gue baru dapat kenyamanan lagi, gue nggak mau hal ini terlalu cepat lewatnya,"pinta Bagas

"Setelah kepergian almarhumah mama, gue mulai menutup diri gue Van dari cewek mana pun. Gue udah jadi dingin dan nggak pedulian lagi amah sekitar gue, sebab gue takut, kalau gue udah nyaman apakah kenyamanan gue itu nggak bakalan pergi kayak mama Van? Hal itu yg gue takutin! Tapi semenjak ada Lo? Pemikiran gue itu pun mulai berubah, gue pun mulai mencoba ngebuka diri gue buat Lo, dan hasilnya? Ini! Gue udah nggak dingin lagi, tapi itu cuman berlaku ke elo ajah! Sebab Lo itu beda Van, Lo itu beda dan itu yg membuat gue nyaman disisi elo! Plis jangan pergi, gue nggak bakalan sanggup kehilangan lagi,"kata Bagas terdengar miris itu

Vanya pun melepaskan pelukan Bagas terhadap nya dan beralih menatap Bagas dalam-dalam

Dan hal mengejutkan selanjutnya adalah Vanya yg memeluk Bagas dengan erat seraya membisikkan sesuatu ditelinga Bagas

"Vanya nggak janji kak, tapi bantu Vanya untuk nggak bisa pergi dari kakak,"kata Vanya terdengar menenangkan di telinga Bagas, Bagas pun membalas pelukan Vanya tak kalah eratnya seraya mencium puncak kepala Vanya berkali-kali

DAFFATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang