[12]- °Sebab Vanya Peduli Sama Kakak°

1.6K 86 4
                                    

"Kita latihan lagi yah Van, dikit lagi Lo hampir sempurna mainin nya,"kata Dimas memberi instruksi kepada Vanya

"Iya kak,"balas Vanya

Vanya pun kembali memetik senar gitar dengan jari lentiknya seraya bernyanyi dengan suara emasnya

Kamu adalah bukti
Dari cantiknya paras dan hati
Kau jadi harmoni saat ku bernyanyi
Tentang terang dan gelapnya hidup ini
Kaulah bentuk terindah, dari baiknya tuhan padaku
Waktu t'lah mengusaikan cantikmu
Kau wanita terhebat bagiku
Tolong kamu camkan itu...

Nyanyi Vanya dengan penuh penghayatan

"Sumpah suara Lo bagus banget Van, nggak sia-sia gue nunjuk elo waktu itu,"kagum Dimas kepada Vanya

"Ah kakak bisa Ajah deh,"malu Vanya yg di puji Dimas itu

"Gimana kalau gue traktir elo di kantin sekarang,"tawar Dimas kepada Vanya

"Atas dasar apaan kak?"tanya Vanya kepada Dimas

"Atas dasar elo cantik,"asal Dimas yg mampu membuat pipi Vanya memerah

"Apasih kak, kerjanya daritadi gombal Mulu deh,"kata Vanya dengan malu

"Gimana enggak gombal Mulu nih mulut, nih mulut Ajah nggak bisa diam kalau hanya gombalin bidadari. Kalau bidadari nya kayak kamu sih nggak bakalan ada yg mau ngelewatin nya,"goda Dimas lagi dan lagi kepada Vanya

"Udah deh kak, panas nih pipi Vanya kena gombalan kakak,"kata Vanya dengan jujur

"Vanya tambah cantik deh kalau pipinya lagi merah,"kata Dimas dengan aksinya lagi

"...."

"Baper yah di godain sama Dimas, ngaku Ajah deh Vanya,"kata Dimas menggoda Vanya lagi seraya menoel-noel pipi Vanya

"Udah kak udah. Vanya capek malu Mulu daritadi,"kata Vanya dengan polosnya

"Kenapa harus malu sama calon sendiri?"kata Dimas dengan jahilnya kepada Vanya

"Emang Vanya mau gitu sama kakak?"goda Vanya balik kepada Dimas

"Yah pasti maulah, Dimas gitu loh,"ucap Dimas dengan sombongnya

"Kakak sotoy deh,"ucap Vanya melihat tingkah belagu milik Dimas itu

"Sotoy-sotoy gini kamu suka kan?"goda Dimas seraya menaik turunkan alisnya

"Idih, siapa bilang coba?"elak Vanya

"Aku, yakan? Ngaku Ajah Lo Van,"desak Dimas kepada Vanya

"Kakak rese' banget deh kalau lagi laper,"kata Vanya mengahlikan pembicaraan

"Kode nih?"

"Kode apaan?"

"Kode kalau kamu udah laper,"

"Ih nggak! Sotoy banget sih,"

Kruk....kruk...

Bunyi perut Vanya yg mampu membuat suara gelak tawa Dimas menggema di dalam ruang latihan ekskul musik

"Nggak usah bohong, itu udah ada buktinya,"tunjuk Dimas ke arah perut Vanya yg berbunyi tadi

"Tau ah gelap,"kesal Vanya yg nampak malu itu

"Yaudah, kita ke kantin sekarang Ajah yuk?"ajak Dimas kepada Vanya,"keburu perut kamu bunyi lagi,"ledek Dimas ke arah Vanya. Dimas nampak puas melihat wajah Vanya yg nampak merah padam itu

"Yaudah ayo,"ketus Vanya yg tak bisa membendung kekesalan kepada Dimas yg sedari tadi menggoda dan juga meledeknya

Mereka pun berjalan meninggalkan ruang musik menuju ke kantin sekolah untuk mengisi para cacing yg sedari tadi nampak protes di dalam perut mereka itu

DAFFATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang