Hai guyss, sesuai janji aku, aku bakalan up. Dan semoga kalian nggak salah paham lagi sama Bagas, oke happy reading yah:'). Author mau jujur, udah banyak sih author bikin chapter selanjutnya, tapi author mau liat respon kalian semua, kalau respon kalian bagus, author janji deh double up, gimana? setuju nggak sih?
***
"Anyaaaa,"panggil Bagas membuat Vanya berbalik menatap sang kekasih dengan raut wajah bingungnya
"Ada apa Kak?"tanya Vanya bingung
"Bagas mau ngomongin sesuatu sama Anya,"ucap Bagas dengan serius
"Tapikan bel udah bunyi Kak,"ucap Vanya khawatir
"Bolos kali ini ajah yah?"pinta Bagas melas, membuat Vanya tak tega melihatnya. Vanya pun menganggukkan kepalanya mengiyakan ajakan Bagas
Dengan segera, Bagas pun menarik tangan Vanya menuju ke arah rooftop. Bagas takut, jika mereka kelamaan di koridor, bisa-bisa guru memergoki mereka berdua yang berniat bolos jam pelajaran
Sesampainya mereka berdua di rooftop, mereka pun melangkah ke arah sofa lama yg sengaja anak-anak the real one bawa untuk mereka jika mereka suntuk ataupun ada masalah
Keadaan pun menghening, tak ada percakapan diantara mereka berdua. Membuat Vanya gelisah disamping Bagas
"Kenapa?"tanya Bagas yg menyadari kegelisahan Vanya
Dengan takut-takut Vanya pun mengungkapkan kegelisahannya kepada Bagas,"Vanya takut kepergok sama guru Kak,"jelas Vanya membuat Bagas mengacak-acak rambut Vanya dengan sayang
"Jangan takut, guru-guru nggak ada yg tau kok,"ucap Bagas menenangkan
"Serius?"tanya Vanya dengan wajah berbinar miliknya
"Iya serius sayang, soalnya kalau lagi suntuk ataupun ada masalah, aku maupun anak-anak yg lainnya kaburnya disini kok,"lanjut Bagas membuat Vanya mengangguk mengerti
Keadaan pun kembali menghening, sebab Bagas tak kunjung membuka suara. Vanya nampak menunggu Bagas berbicara kepadanya, Vanya hanya memberikan Bagas waktu untuk menjelaskan maksudnya membawa Vanya kemari
Akhirnya setelah lama keadaan menghening, Bagas pun membuka suaranya,"Vanyaaa,"panggil Bagas serius
Yg dipanggil pun hanya menatap kearah yg memanggil. Manik mata milik Bagas menatap dalam kearah manik mata milik Vanya, Vanya melihat ada ketakutan di dalam manik mata itu
"Aku mau jujur,"lirih Bagas seraya memutuskan kontak mata mereka
"Yaudah silahkan Kak,"ujar Vanya membuat Bagas kembali menatapnya takut-takut
"Selama ini aku udah banyak bohongin kamu,"
"Maksud Kakak?"tanya Vanya yg kini mulai serius memperhatikan Bagas
"Aku udah bohongin kamu tentang masa lalu aku,"..."Aku sebenarnya memiliki keanehan Van, aku suka banget nyakitin orang-orang yg aku sayang. Contohnya Mama, aku yg udah bunuh mama aku sendiri Van,"ungkap Bagas membuat Vanya membulatkan matanya saat mendengar penuturan milik Bagas tersebut
Saat ini Vanya takut terhadap Bagas, namun ia tetap tenang sebab Bagas merupakan kekasihnya, ia harus jadi pendengar terbaik untuk kekasihnya ini
Bagas yg melihat reaksi milik Vanya yg tetap diam pun kini melanjutkan kembali ucapannya,"Waktu itu, Mama lagi masak di dapur, terus aku yg masih anak-anak bantuin mama masak, aku bohong sama mama bilang tangan aku berdarah, mama yg panik pun dengan segera berbalik tanpa meduliin masakannya, alhasil masakan mama kebakar, mama yg liat hal itu dengan segera nyuruh aku buat manggil tetangga, tapi setelah berhasil membawa para tetangga, rumah udah kebakar semua, nggak ada cara buat nyelamatin mama yg masih berada di dalam. Aku nyesel udah bohongin mama, akibat ucapan ngelantur aku, mama jadi korbannya. Aku psycopath Van, aku udah bunuh mama aku sendiri,"ucap Bagas pilu, membuat Vanya yg mendengarnya dengan segera memeluk kepala Bagas dan menaruhnya dipundak milik Vanya
KAMU SEDANG MEMBACA
DAFFA
Teen FictionNamanya Daffa, cowok kasar yg diam diam jatuh hati kepada seorang gadis cupu bernama Vanya. Daffa merupakan ketua dari geng the real one. Mereka merupakan sekelompok cowok famous disekolahannya yg diketuai oleh Daffa sendiri. Daffa bukanlah orang se...