[20]- Miracle

855 52 7
                                    


Hai hai haiiiiiiiiiii, seneng banget bisa update kembali lagi, siapa yang udah nungguin author? angkat kakinya, nggak deng maksud author angkat tangannya, jangan lupa spam author dengan kata 'semangat' yah, supaya author semangat nulisnya, sekalian nyogok author biar update terusssss, selamat membaca guysssnyaaa, author pada mu lohhhhh

***

Daffa yang saat ini melewati koridor sekolahan nampak sangat ingin membuang air kecil. Daffa sangat malas pergi ke wc yang letaknya masih jauh dari tempatnya berdiri, ia pun berinisiatif buang air kecil di sudut koridor

Saat Daffa sudah berada di sudut koridor, ia tak sengaja menemukan sebuah kacamata. Daffa pun mengambilnya, Daffa nampak keheranan saat menemukan kacamata tersebut. Mata Daffa pun menjelajahi sudut koridor dan menemukan sosok Vanya tergeletak dengan kepala yang mengeluarkan darah

Dengan keadaan panik, Daffa pun menggendong Vanya ala bridal style. Daffa nampak berlarian di koridor sekolahan dengan membawa Vanya di dalam rengkuhan tangannya. Para siswa dan siswi pun nampak berbondong-bondong menatap Daffa yang tengah terburu-buru itu

"Minggir!"teriak Daffa panik saat seorang siswa tiba-tiba berhenti dihadapannya

Tangan Daffa yang satu pun mengusap darah yang mengalir di pelipis Vanya. Betapa sakit nya Daffa, saat menemukan seseorang yang dicintainya dengan keadaan yang sangat mengenaskan

Teman-teman Daffa yang tak sengaja melintas pun nampak ikut berlarian menyusul Daffa,"Daf? Vanya kenapa?"tanya Dimas yang berlari di belakang Daffa

"Gue juga kagak tau Dim,"balas Daffa seraya mempercepat laju larinya

Daffa nampak berlari kesetanan di sepanjang koridor, sedangkan ke tiga temannya telah membukakan Daffa jalan agar cepat sampai ke parkiran

Sesampainya diparkiran, Daffa pun membuka keras pintu mobilnya dan memasukkan Vanya di kursi penumpang belakang. Sedangkan dirinya berlarian ke arah tempat pengemudi dan melajukan mobilnya keluar gerbang sekolah tanpa memperdulikan teriakan dari pak satpam yang menyuruhnya untuk berhenti

Mobil Daffa melaju di jalan raya dengan kecepatan diatas rata-rata, Daffa tak lagi mempedulikan berbagai umpatan dari para pengendara lainnya. Yang Daffa pikirkan sekarang adalah bagaimana cara agar ia dapat dengan segera tiba di rumah sakit

Daffa sesekali mencuri pandang ke arah Vanya yang masih tak sadarkan diri itu,"Plis Van lo bertahan ya, bentar lagi kita nyampe kok,"ucap Daffa dengan khawatir seraya melajukan kecepatan mobilnya di atas rata-rata

***

Sesampainya di rumah sakit, Daffa dengan kesetanan memanggil dokter agar segera menangani Vanya

"Dokkkkk... dokterrrrrrr,"teriak Daffa membuat beberapa suster berlari ke arahnya dengan membawa brankar

"Ini kenapa?"tanya salah satu suster kepada Daffa

"Saya juga nggak tau sus, intinya selamatin dulu teman saya,"ucap Daffa yang mendapat anggukan oleh sang suster

Daffa pun menaruh tubuh Vanya di atas brankar, dan dengan segera Vanya di larikan kedalam unit gawat darurat agar mendapatkan pertolongan pertama

Daffa yang melihat Vanya di bawa oleh suster pun nampak menatap sendu ke arah Vanya, ia tidak mengetahui kenapa gadis itu bisa sampai seperti itu

Daffa pun hanya bisa terduduk lesu di bangku tunggu depan UGD dengan perasaan harap-cemas, ia takut terjadi apa-apa kepada Vanya. Semoga apa yang di cemaskan oleh Daffa tidak terjadi kepada Vanya

***

Di lain tempat, Bagas nampak hancur. Sebab ia tak bisa mengendalikan emosinya seperti dulu. Ia sangat merasa bersalah telah menyakiti gadis sepolos Vanya

DAFFATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang