pengacau II

2.8K 131 7
                                    

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Dry." Audry menghenntikan langkah nya tepat ketika ada seorang yang memanggil namanya.

Berbalik dan menatap ke arah sumber suara, "Oh Hai Val, ada apa?"

Rupanya yang memanggil dirinya ialah Rival, pria yang dulu pernah memberikan surat kepada nya, dan parah nya lagi ia lupa menaruh surat pemberian pria ini dimana.

'bodoh bodoh bodoh' Audry merutuki dirinya sendiri.

Ia sadar kenapa dia begitu dingin kepada semua pria, dan kenapa ia baru sadar ketika ia sudah punya lakilaki yang berada disamping nya.

Pria itu turun dari motor metic nya dan berjalan berdiri di samping Audry.

"Udah hampir 4 bulan lho Dry, dari waktu yang gue kasih surat ke lo." Rival sudah lelah menunggu jawaban dari Audry, ia sampai rela mendatangi rumah Audry.

"Nngg gini Val—"

Bibir pria itu mengeluarkan kekehan kecil, "I know.. lo belom baca kan?"

Audry menyatukan kedua tekapak tangan nya bertanda memohon maaf, "Gue bakal buka nanti—masuk dulu yuk."

Pintu pagar ia buka dengan lebar, ia habis melakukan rutinitas nya lari sore mengelilingi komplek rumah nya.

"Makasih atas tawaran nya, udah mau maghrib." Rival mengajak Audry bertosan tanda ia akan pamit. "Assalamualaikum."

Audry menerima ajakan Rival, "Waalaikumsalam."

Saat Rival yang menaiki motor metic nya itu sudah tak terlihat lagi dari tatapan Audry, ia melangkah masuk lalu menggembok pintu pagar rumah nya.

Ia segera bersih-bersih dan bersiap untuk menunaikan sholat maghrib berjamaah di musholah rumah nya. Dengan siapa lagi jika bukan bersama adik nya tersayang dan mama nya.

"Maghrib woy! Pacaran mulu." Audry menoyor kepala Andre dari belakang.

Andre sedang berduaan dengan kekasihnya di sofa ruang tengah, menghadap tv , parahnya mereka berdua tidak memperdulikan Tv yang menyala.

"Bau najis, mandi sono." Omel Andre.

"Kayak udah mandi aja lu." Sardik Audry.

-

Dan terkadang, Audry sering menghabiskan waktu nya sehabis sholat isya sampai tengah malam hanya untuk bercengkrama dengan mama nya.

Seperti sekarang ini.

"Jadi sudah sejauh mana hubungan kamu sama Fahmi?"

Audry mencibir, dari banyaknya pokok pembicaraan kenapa harus membicarakan hubungan nya dengan Fahmi?

"Sejauh langit dan bumi Maa."

"Mama ga percaya."

Audry mengangkat satu alisnya, "Gitu banget, ama anak sendiri ga percayaan."

Loved WidowerTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang