Hay guys... Sebelumnya aku mau ngucapin Taqabballahu Minna Wa Minkum, Minal Aidzin Wal Faidzin. Walaupun udah H+7 lebaran hehe.
Maafin kalo aku nya suka update kelamaan dari part sebelumnya ke part selanjutnya, bisa ber-minggu minggu bahkan berbulan bulan hadeeeh. Entah gimana jadi ceritanya, nyambung apa kaga tu.
Yaudaa, Happy Reading yaaa.
Siang ini kelas yang biasanya selalu ramai dengan suara-suara berisik menjadi diam seketika setelah kepala sekolah yang jarang sekali terlihat marah itu menggebrak meja untuk pertama kalinya.
Siswa-siswi tentunya sangat terkejut dengan sikap kepala sekolah barusan, sebenarnya mereka tidak heran kenapa bisa kepala sekolahnya melakukan seperti itu. tentu saja karna kelasnya yang sangat tidak kondusif selama hampir 10 bulan ini.
Guru-guru selalu saja mengeluh dengan kelakuan kelas ini, namun tetap saja tidak pernah ada guru yang bisa memberhentikan kelakuan yang kelas ini lakukan setiap hari, keributan.
"Kalian sadar tidak, minggu depan kalian akan melaksanakan ujian nasional! Tapi kalian masih tidak bisa merubah kelakuan kalian yang seperti preman pasar. Saya tidak akan menjamin kalian akan lulus jika kelakuan kalian masih seperti ini juga!"
Kepala sekolah pun pergi setelah mengucapkan kalimat sepanjang itu. tak ada lima menit kepala sekolah itu habiskan di kelas yang sangat berandal itu.
Tapi terlepas dari berandal nya kelas ini, nilai- nilai mereka selalu di atas rata-rata dan selisih nilai mereka sangat lah tipis.
"Liat aje yee, nilai UN kelas XII Ips 3 pasti akan lebih bagus dari kelas lain nya!" ucap Rafi sang ketua kelas. Dan di soraki dengan girang oleh teman-teman nya, yang rata-rata memang lelaki.
Dari kelas 1-3 Rafi, Hana, dan Audry memang berbeda kelas. Namun ketika istirahat dan pulang sekolah mereka akan tetap bersama.
--
"Gila.. gilaa...." ucap Rafi ketika menghampiri Hana dan Audry di meja pojok kantin saat jam istirahat ini.
"Kenapa?" tanya Hana.
"Tadi si Jupri ngamuk di kelas gue," bisik nya seraya menuangkan sambal yang di sediakan di meja kantin nya ke mangkok yang berisikan bakso miliknya.
Hana dan Audry sudah tidak heran lagi kalo kepala sekolah akan marah di kelas buangan itu, "Akhirnya kesabaran si kepsek sudah tidak terbendung lagi."
"Alay bahasa lo Dyy," semprot Rafi. Audry mengangkat bahu nya acuh.
Mereka bertiga saling diam dan menikmati makan siang nya ini, oke emang ini sudah termasuk jam makan siang bukan?
"Ahyaa!" pekik Audry seraya membanting garpu juga sendoknya di mangkok yang kini sudah kosong.
"Najess, kebiasaan lo!" toyor Rafi di kepala Audry. Hana Cuma melirik Audry sinis. ya kebiasaan Audry emang selalu mengagetkan orang.
Ia terkekeh karna sikap nya yang membuat kedua sahabatnya kesal. "Sepupu lo kemaren kerumah gue Na."
Tak ada sahutan dari keduanya, namun Audry harus melanjutkan ucapan nya, "Gue sih gatau maksud dia ngomong kayak gitu apa, tapi gue gatau juga harus berbuat apa selain cerita sama lo berdua."
"Emang Fahmi ngomong apaan Dy?"
"Intinya sih dia bilang ga mau ngajak gue buat pacaran, tapi dia bakal khitbah gu—"
"Anjay serius?!"
"Ngibul aje lo kalo cerita!"
Apalah kedua sahabatnya ini? Tadi giliran Audry ingin di respon, keduanya malah terdiam. Tapi sekarang, ia belum selesai berbicara kedua sahabatnya malah menyela pembicaraannya.

KAMU SEDANG MEMBACA
Loved Widower
Fiksi UmumAnak gadis berusia 18 tahun yang cantik dengan balutan hijab simple nya, sedikit mempunyai trauma karna pernah cintanya tidak terbalaskan oleh sahabatnya sendiri dan menyebabkan ia begitu dingin dengan cowo cowo yang baru di kenalnya. Tapi memang h...