HAPPY READING GAAEESSSS ^-^
Kaca besar ini adalah pembatas antara ruang dala CafeCoffe dengan suasana di luar. Audry hanya mampu menaruh dagu nya di lengan kiri nya yang tertumpu di atas meja, sedangkan jari-jari tangan kanan nya mengetuk-ngetuk permukaan meja.
Mata nya menatap keluar, melihat orang berlalu lalang.
"Milk Shake Vanilla yang manis untuk wanita yang manis," Audry menegakkan tubuh nya dan menatap seorang lelaki yang memakai pakaian pelayan Cafe ini.
"Bolu lembut buatan mama untuk pria yang udah berani melamar anak manis nya."
Rival tersenyum seraya mengambil satu goodie bag yang isi nya tupperware dan terdapat bolu kukus di dalamnya.
Menarik kursi di depan Audry dan duduk di sana, menatap gadis di depan nya dengan senyuman.
Sedangkan Audry enggan untuk menatap Rival yang sedang memperhatikan nya begitu aneh, ia takut akan mulai berbicara dari mana.
"Ungkapin aja Dy apa yang lo pengen ungkapin, gue nerima dengan lapang dada kok," ucap Rival masih dengan senyuman.
"Ga lama sebelum lo kasih surat ini gue udah lebih dulu tertarik sama satu pria," Audry mulai berbicara.
"Dan lo ga ngasih kesempatan buat hati lo tertarik dengan gue lewat surat itu," Rival menujukan mata nya ke arah kertas putih yang lagi Audry genggam.
Mata yang sedari tadi memperhatikan Milk Shake Vanilla itu, kini menatap Rival dengan muka datar.
Sedangkan Rival masih setia dengan senyuman nya dari awal ketemu Audry.
Yaa, Rival yang datang dengan begitu saja waktu itu memberikan surat kepada Audry, yang nyata nya dan sama sekali ga Audry sangka Rival secara tidak langsung meminta nya ntuk menjadi kekasih selamanya, apalagi kalau bukan istri.
"Gue tau Dy, kehidupan gue ga setajir abang nya Hana. Gue cuma owner dari Cafe ini Tapi seengga nya gue yakin untuk bisa bahagiain elo, atas izin Allah swt tentunya."
Mata itu terus menatap Rival, "Val.."
"Dy, apa yang gue bilang bener kok. Gue nerima semua keputusan lo dengan lapang dada tapi apa gabisa lo kasih kesempatan buat gue tunjukkin kalo gue bisa bahagiain lo?" suara yang lembut seakan sedang mengiterupsi Audry.
Rival benar-benar ingin Audry berada di samping nya, dengan hati yang sabar ia terus menunggu kapan Audry akan menemui nya untuk membahas surat yang ia berikan waktu dulu sebelum Ujian Nasional di adakan.
Dan sekarang waktu nya.
"Gue dan Fahmi sama-sama orang asing buat lo kan?"
Audry mengangguk.
Ia tersenyum, "Kenapa lo Cuma ngasih kesempatan buat Fahmi aja?"
"Val. Please dengan cara lo yang ngomong terus-terusan begini makin bikin gue bingung!"
Lagi-lagi Rival masih menyunggingkan senyum manis nya, "Gue akan terus meminta lo sama Allah."
Rival berdiri dari duduk nya, dan ingin beranjak tapi sebelum nya ia kembali menatap Audry. "Urusan Allah, mau nerima permintaan gue atau ngga."
Dan berlalu begitu aja meninggalkan Audry.
Audry menimbang-nimbang perkataan Rival.
"Val!"
Dengan senang hati Rival menoleh, "Gue juga akan menyerahkan semua nya ke Allah, kita sama-sama berdoa." Lanjutnya.
Rival mengacungkan jempol nya tanda setuju.

KAMU SEDANG MEMBACA
Loved Widower
Fiksi UmumAnak gadis berusia 18 tahun yang cantik dengan balutan hijab simple nya, sedikit mempunyai trauma karna pernah cintanya tidak terbalaskan oleh sahabatnya sendiri dan menyebabkan ia begitu dingin dengan cowo cowo yang baru di kenalnya. Tapi memang h...