perkenalan

10.3K 358 4
                                    


pertama - tama aku mau minta maaf, huaaaaa udah 3 bulan ga upload. entah lah gimana jadinya ini cerita. yaaaak silahkan yang mau baca di baca, yang gamau baca juga gapapa hihi. yuuu happy reading guys ^_^


-

-

-


"pokoknya lo jangan maksa maksa kalo gue ga suka sama dia!" ucap Audry seraya mereka menuruni anak tangga. "iya bawel," jawab Hana.

Sampai di anak tangga yang paling bawah Hana berbelok ke arah kanan dan Audry berbelok ke arah kiri. Sadar mereka berbeda arah, Audry langsung menarik tangan kiri Hana dengan cepat.

"mau kemana lo?"

"bikinin Fahmi minum," ucap Hana, jelas dia berbohong toh Fahmi bisa mengambil minum nya sendiri.

"gue ikut, gue gamau ah kalo disuruh ketemu dia sendirian," ucap Audry menarik Hana kembali berjalan ke arah dapur. Dan rencana membiarkan Audry berdua dengan Fahmi batal, oke Hana akan memikirkan cara lain.

--

Saat Rafi berada di antara ruang tamu dan ruang tengah, ia hanya melihat ada seorang laki laki dengan kaos polos berwarna putih dan celana jins navy selutut. Lalu kemana kedua sahabat perempuan nya?

Kakinya melangkah mendekat kearah laki laki itu. "khmm," Rafi berdeham agar laki laki itu menengok ke sumber suara. Menaruh ponselnya di sofa, samping tempat dia duduk.

Kedua nya tersenyum, "temen nya Hana ya?" tanya laki laki itu. Rafi mengangguk, "iya bang,"

Lelaki itu mengulurkan tangan nya ke arah Rafi, "gue Fahmi sepupu Hana," Rafi menganggukkan kepala nya dan membalas uluran tangan Fahmi, "Rafi bang."

"gausah panggil bang lah, berasa tua banget gue," ucap Fahmi begitu santai, rafi terkekeh, "emang kenyataan nya begitu." Mereka berdua tertawa.

Terdengar suara getaran ponsel yang beradu dengan empuk nya sofa ruang tamu ini. Walaupun terdengar kecil namun Fahmi merasakan nya, ia segera mengambil dan melihat siapa yang menelpon nya.

"bentar fi," Rafi hanya mengangguk.

"hm?" gumam Fahmi setelah mengangkat panggilan dari ponsel nya itu.

Laki laki remaja yang memakai celana abu ala anak SMA yang tidak lain dan tidak bukan adalah Rafi, malah mengangkat satu kakinya dan di tumpukan lagi ke satu kaki nya lalu menyenderkan badan nya ke senderan sofa sambil memperhatikan Fahmi yang sedang meneruma telpon, kepo memang.

"bawa aja si kedokter."

"...."

"kalo emang gamau ngurusin yaudah kasih ke bunda biar bunda yang urus."

"...."

"lah kamu juga!"

"...."

"terserah!"

Selesai Fahmi bertelpon selesai juga Rafi menguping pembicaraan Fahmi, walaupun Rafi tidak bisa mendengar apa yang si penelpon bicarakan.

"btw bang, si Hana sama Audry mana? Kok kaga disini?" tanya Rafi seraya mengubah posisi nya menjadi lebih sopan lagi. "dari tadi gue sendiri Fi," Rafi mengangguk.

"kemana tu anak dua?" tanya nya pada diri sendiri, "dibilang Fahmi aja jangan pake bang," ucap Fahmi seraya tersadar kalo tadi si Rafi memanggilnya dengan embel embel bang.

Rafi mengangguklagi, "fi, emang bener si Audry itu ga mau pacaran?" lanjut Fahmi.

"iye, alim sih emang anaknya, cuman ya ga terlalu banget," jawab Rafi.

Loved WidowerTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang