TERPURUK

2.3K 162 2
                                    

HAPPY READING GAESSSS ^_^





Berdiam diri di kamar mungkin hal yang sangat lumrah untuk setiap wanita yang sedang merasakan sakit hati, saat lelaki yang tak lagi mengerti akan perasaan wanita.

Namun, ini adalah hal yang paling menjijikan bagi Audry, menangisi pria brengsek untuk kedua kalinya.

memang tak menutup kemungkinan jika ia akan menangisi seorang pria (lagi) jika ia membuka hati nya kembali, oh ini benar-benar kesalahannya yang sangat fatal.

Ia menghapus airmata nya dengan atasan mukena yang masih ia kenakan, tidak habis pikir jika ia berbahagia memiliki pasangan, sedangkan diluar sana ada yang lagi menderita karena kebahagiaannya.

Dari satu jam yang lalu ia masih senantiasa duduk diatas sajadah, menghadap kiblat dan terus-menerus meminta maaf kepada Sang Maha Kuasa atas segala kesalahan yang telah ia perbuat sehingga bisa menimbulkan masalah yang seperti ini di kehidupannya.

"Ohh ayolah, Audry gadis yang sangat ceria dan tak pernah menunjukkan kesedihannya di hadapan orang-orang, masa harus bergalau-ria dengan berdiam diri di kamar selama 3 hari seperti ini," Keluh ia seorang diri.

Audry melepaskan mukena nya, melipatnya, dan menaruhnya di tempat semula. Lalu ia menguncir rambutnya membentuk cepolan dan mengenakan hijab langsungan untuk menutupi auratnya. keluar kamar dengan sedikit rusuh sehingga menimbulkan suara yang gaduh, memasuki kamar mandi kemudian mencuci wajahnya dengan air dingin.

Audry berharap wajahnya kembali segar walaupun otaknya belum sepenuhnya segar.

Dari pantulan kaca di depan sana Audry bisa melihat wajahnya yang terlihat mengenaskan, sungguh ia sangat membenci pengakuan tentang apa yang menyebabkan wajahnya yang mengenaskan itu.

Nafas yang terbuang kasar itu sekali lagi terdengar. Ia membuka pintu kamar mandi sambil mengelap wajahnya yang basah, dan saat menghadap lurus kedepan, ada beberapa orang sedang membuat satu shaf, hanya ada satu pikiran yang terlintas di benak Audry saat pertama kali melihat ini seperti barisan kesamping orang yang ingin sholat berjamaah.

Menatap Audry dengan ekspresi yang sungguh datar, dan yang di tatap pun tidak kalah datarnya.

"Kenapa sih?" dengan santai Audry berjalan melewati mereka semua untuk menuruni tangga.

"Lo udah ga anggap kita lagi ya Dy?" Audry kembali menoleh ke seseorang yang bertanya kepadanya.

Audry menggelengkan kepalanya pelan dan mengambil satu buah apel merah lalu memakan nya seraya menuju ke ruang tengah untuk menonton apa yang bisa ia tonton.

"Tiga hari empat malem lo ga keluar-keluar kamar."

"Kalo gue boleh berburuk sangka ni, gue yakin lo ga mandi, ga sholat, ga makan, ga minum."

"Ga kencing, ga berak, ga—" Rafi terdiam saat sendal sebelah kanan milik Audry melayang mengenai wajahnya yang tampan.

"Brisik!"

Sedangkan kedua pria yang lainnya menahan tawa, karena beruntung jika sendal cantik itu tidak menyakiti wajahnya. Melainkan wajah Rafi yang baru mengeluarkan dua kata itu.

Oke, Audry masih bersyukur jika Ibunya tak menyadari jika sikapnya 3 hari ini sedikit aneh.

"Teh, lo ga lupa kan kalo lo masih punya ade? Setolol-tololnya gue, gue sanggup kok nampung semua cerita lo," Andre duduk di samping Audry dan menggenggam tangan kiri Audry yang menganggur.

Loved WidowerTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang