Gadis berparas cantik dengan hijab simple berwarna putih kini sedang duduk di sofa, jari nya yang sibuk dengan layar handphone. Entah, ia hanya membuka lalu menutup lagi aplikasi yang ada di handphone nya jika ia sudah merasa bosan dengan timeline yang itu itu aja.
"jadi kapan mau ketemuan sama abang gue Dy?"
Ia melirik ke arah suara. Mau membalas, namun lelaki yang sedang tiduran di sofa dengan paha nya yang menjadi bantalan lelaki itu, malah bertanya.
"sejak kapan lo punya abang Na?"
"halaaah, gue nanya si Udy bukan lo Pi!" Hana melemparkan satu kentang goreng yang baru ingin di makan nya ke arah muka Rafi. tapi emang dasar cowo, itu kentang goreng malah di terima dengan senang hati dengan mulutnya.
"lagi dong Na, kan jadi berasa lumba lumba yang di kasih makan sama pawang nya," Rafi tertawa.
Tapi Hana ga perduli, ia mengalihkan pandangan nya ke Audry lagi.
"selama 9tahun perasaan kalo gue maen kesini belom pernah deh ketemu sama abang lo itu Na."
Memang kalau di pikir pikir Audry dan Rafi ga pernah sekalipun bertemu dengan abang nya Hana. Atau mungkin pernah tapi tidak engeh?
Mereka memang bersahabat sudah 9 tahun, dan sudah 6 tahun ini semenjak mereka bertiga masuk SMP mereka terbiasa nongkrong sepulang sekolah, entah di mall, di cafe, di pinggir jalan, ataupun di salah satu rumah mereka. Seperti sekarang ini, mereka berkumpul di rumah Hana.
"emang sih bukan abang kandung, dia abang sepupu dari buya. Dulu pernah dia tinggal disini setaun pas kita kelas 6, dia kelas 12 SMA" ucap Hana, masih sambil mengunyah kentang goreng nya.
Rafi menyambit Hana dengan bantal sofa yang sedari tadi ia peluk, "lo mau ngasih si Udy om om, hah? Gila tua amat, beda 6taun dari kita."
Hana mencibir, "dia ganteng tau, kalo bukan anaknya ntee Ria juga gue embat itu orang."
"selera lo sama Udy, beda. Ya ga dy?"
Audry meletakkan handphone nya di meja samping sofa dan menoyor kepala Rafi yang ada di paha nya hingga jatuh kelantai, "lo dari tadi ngomong mulu Pi, kan yang diajak ngomong gue bukan lo."
"kenapa sih gue punya sahabat cantik cantik tapi kasar?" oceh Rafi yang kini udah jatoh tepat di bawah kaki Audry.
"udah takdir!" Hana dan Audry berucap berbarengan. Lalu terkekeh.
"Dy, Gimana?" ga ada berenti berentinya si Hana mau ngejodohin Audry dengan sepupu nya itu.
Audry sebenarnya risih jika Hana dan Rafi selalu menjodoh jodohkan ia ke beberapa teman lelaki nya. Soalnya Audry mempunyai prinsip sebelum lulus SMA ia gamau yang namanya pacaran, malahan ni yaa Audry ingin menikah muda.
Tentunya ia mempunyai alasan sendiri mengenai prinsip nya itu.
Baru saja Rafi membuka mulutnya untuk berbicara lagi namun Hana sudah lebih dulu menimpuk Rafi dengan bantal sofa yang tadi, "ngomong sekali lagi gue suruh pulang lo Pi!"
Untung Rafi sigap, jadi bantal itu langsung ia ambil dan bergeser, langsung ia tiduran di lantai yang beralaskan karpet empuk yang tidak jauh dari sofa, membiarkan dua sahabat perempuan nya ini bercerita sesukanya.
"tardulu deh, gue bingung," Audry beranjak dari sofa ke ranjang nya Hana dengan melangkahi badan nya Rafi, "dia kok masih kenal gue sih? kan kelas 6 udah lama banget. Muka gue juga berubah pasti."
berasa di langkahin, Rafi dengan cepat menabok betis Audry yang berlapis kaos kaki panjang dan leging hitam panjang, sedangkan rok abu-abu nya ia angkat selutut.
KAMU SEDANG MEMBACA
Loved Widower
Ficción GeneralAnak gadis berusia 18 tahun yang cantik dengan balutan hijab simple nya, sedikit mempunyai trauma karna pernah cintanya tidak terbalaskan oleh sahabatnya sendiri dan menyebabkan ia begitu dingin dengan cowo cowo yang baru di kenalnya. Tapi memang h...