TERPURUK II

2.5K 165 5
                                        

HAPPPY READING GAEESSS ^_^


Bandung hari ini sangat mewakili suasana hati seorang Hana, awan yang mendung dan mulai menurunkan rintik-rintik hujan. Ia sangat ingat betul bagaimana raut wajah kecewa yang diberikan oleh Audry 4 hari lalu.

"Udah ya yangg." Rayyan tiba-tiba datang, menaruh dua cangkir kopi diatas meja kecil lalu duduk disamping Hana seraya memeluknya.

"Aku salah ya yangg?"

"Engga yangg."

"Tapi Udy yangg—"

Rayyan mengubah posisi Hana agar menghadap kearahnya, "Wajar, Udy wajar bersikap seperti itu sama kamu. Karena dalang nya emang kamu Hon."

"Eh kok kamu jahat si? Tadi katanya aku gasalah."

"kamu emang ga salah sayang, tapi kenyataan nya emang dalang dari semua ini kamu."

"Ah tau ah, kamu gajelas."

Hana kembali menatap awan yang gelap dari balik jendela villa milik keluarga Rayyan di daerah Bandung ini.

*flashback*

Sehabis menutup telpon, Audry menarik Hana keluar dari rumah dengan kasar.

"Jelasin siapa itu Kimberly?"

"Tadi yang nelpon siapa?"

Audry membuang wajahnya kasar, sekarang ia muak dengan apa yang di dengarnya dari mulut Hana.

"Kimberly."

"Kimberly siapa?"

"Na, tau ga? baru kali ini lho gue ngerasa diperjuangin banget sama cowo, berkat siapa? Berkat lo. Tapi lo tau ga? berkat lo yang selalu sok-sokan nyomblangin gue sama laki-laki yang menurut lo perfect itu malah bikin gue hancur!"

Nada suara Audry sangat tidak bersahabat, membuat Hana tersentak kaget.

"Kimberly itu istrinya Fahmi," Tiba-tiba Hani muncul dari dalam rumah dan menyender di ambang pintu. "Kalian kok kenal Kimberly?"

"See! Semuanya uda jelas sekarang!"

Audry langsung pergi dari rumah Hana tanpa membawa barang-barang nya yang masih berada di dalam.

Hana hanya memperhatikan langkah Audry yang semakin menjauh, ia juga sama syok nya dengan Audry.

Tadi apa kata kaka nya? Kimberly istrinya Fahmi?

"Ka, kok gue bisa gatau kalo Fahmi udah punya istri?" masih dengan wajah kaget kini Hana beralih menatap Hani.

Yang di tanya hanya mampu tersenyum, ia juga tak pernah terpikirkan untuk memberi tahu adiknya ini.

"Ayah sama Buya tau?"

Hani mengangguk, "Bahkan Ayah yang jadi saksi pernikahan mereka."

"Ka, suruh Fahmi dateng kesini 5 hari lagi. Demi apapun gue mau buat perhitungan sama dia!" Hana berkata dengan raut wajah yang sangat marah.

Hani semakin bingung dengan apa yang terjadi, dari bagaimana adiknya dan teman adiknya ini bisa mengetahui kimberly. Dan bagaimana bisa adiknya ini terlihat sangat marah pada Fahmi.

Ia menahan tubuh Hana yang ingin masuk kedalam rumah, "Ada apa sebenernya?"

Hana tersenyum miring, "Dengan bodohnya gue nyomblangin sahabat gue sendiri sama suami orang, berkat  siapa? berlkat semua keluarga gue yang selalu nutupin soal apapun dari gue."

*flashback off*

"Aku takut ketemu Udy yangg." Hana bangun dari duduknya lalu berjalan mondar-mandir kesana kemari, panik lebih tepatnya.

"Chat aku gapernah dibales, gak, jangankan dibales, delive pun engga yaannnn!"

"Iya aku tau, makanya coba angkat telpon dari Rafi. Mungkin dia mau ngasih tau kabar Udy."

Hana menggelengkan kepalanya dengan cepat, "Ga, ga, ga. pasti dia mau nyalah-nyalahin aku."

Rayyan terlihat semakin bingung dengan kekasihnya ini, ini bukan yang pertamanya Hana terlihat panik seperti ini.

Jangan disangka Hana kabur ke Bandung dengan Rayyan hanya untuk berliburan dan menghindari permasalahan yang ia buat ke Audry. malah ia sendiri bingung bagaimana caranya menghadapi masalah ini.

Baru kali ini ia benar-benar dijauhi oleh Audry.

Iyaa, sebelum Hana memutuskan untuk pergi ke Bandung. Ia sempat pergi menyusul Audry ke rumahnya, namun naas, pintu kamar Audry tertutup dan Audry menguncinya dari dalam.

Saat Hana berusaha memanggil nama Audry, ia dapatkan balasan, tapi sangat tidak mengenakkan.

Audry hanya berteriak dan terdengar seperti memukuli apa yang bisa ia pukuli.

Hana bingung, ia panik, ia tak bisa jika harus berjauhan dari Audry.

"Honey, hey, enough!" rayyan menangkap tubuh Hana dan memeluknya, "Kita packing dan kembali ke Jakarta yaa, kita hadapi bareng-bareng, aku yakin Udy dan Rafi pasti memaklumi kok."

Hana membalas pelukan Rayyan, dan menyandarkan dagu nya di bahu kanan Rayyan.

"Yangg, aku mau sparing sama Fahmi boleh?" tanya Hana sembari menatap Rayyan.

--

PRANK! BOUGH! PRANNKK!

Kira-kira begitulah kegaduhan yang berasal dari kamar Kimberly, semua peralatan makeup nya hancur berantakan di lantai, juga dinding yang berdasar warna hijau itu terceplak beberapa kepalan tangan seorang pria.

"Asal lo tau! lo ga lebih dari seorang jalang yang bisanya ngancurin kebahagiaan orang lain!"

"Ohya? Gue rasa perkataan itu lebih pantes di tujukan ke cewe yang udah berani-berani nya ngambil lo dari gue!"

Fahmi tersenyum meremehkan, "Disini, ngga ada yang namanya ngambil, ngerebut atau apalah itu. karena perlu lo inget, lo yang udah ninggalin gue!"

Amarah dan semua perkataan yang tidak mengenakkan sudah terdengar dari beberapa menit yang lalu.

Selama dua minggu ini Fahmi diisi dengan kesibukkan selama di Bali. Dan semenjak seminggu lalu saat terakhir Audry menghubungi nya, ia tak pernah sekalipun terpikirkan untuk menghubunginya lebih dulu, karena memang tidak ada waktu untuk itu.

Tapi, saat benar-benar ada peluang yang sangat singkat tadi siang. Fahmi menyempatkan menelpon Audry, namun yang mengangkat ialah Andre.

Baru satu kata yang Fahmi keluarkan, Andre sudah mengeluarkan beberapa kata yang tidak enak. Dan dengan cintanya yang sangat besar untuk sang kaka, Andre bahkan berani mengeluarkan hampir separuh nama binatang yang berada di kebun binatang.

Artinya, ia sangat menyesal karena bisa merestui kaka nya berdekatan dengan lelaki yang sudah beristri.

Saat telpon itu diputuskan dengan sepihak, Fahmi langsung terpikirkan satu nama.

"Surat perceraian kita udah keluar, gue harap lo segera menandatangani nya dan silahkan keluar dari rumah ini, tanpa membawa Grace!"

Kimberly yang sedari tadi diam berdiri di samping pintu masuk kini mulai berbicara, "Grace masih di bawah umur dan hak asuk nya pasti jatuh ke gue!"

"Jangan harap!"

Sekali lagi Fahmi meninju dinding yang tepat di sebelah muka Kimberly.

"Jangan harap juga kalian bisa berbahagia!"





TBC


maapkeun ini terlalu dikit, karena ini emang lanjutan kemaren..




Loved WidowerTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang