Kamu. Satu orang yang membuatku merasa lengkap.
-Argalins.
↓
↓
↓Setelah Algi sudah tak terlihat, Inara masuk ke kamar Galins. Dengan semangkuk sup kacang merah di tangannya, serta air minum.
"Botolnya mana?" tanyanya meletakkan mangkuk dan gelas.
Galins diam dan lebih tertarik memperhatikan wajah gadis di depannya. Melihat dengan jelas banyaknya bekas luka cakar di sana, juga sudut bibir tipis itu membiru. Rasanya sangat berang sekarang. Tanpa sadar, tangan Galins mengepal kuat.
"Galins, botolnya mana?" Inara mengulang pertanyaannya.
"Kenapa gak istirahat?" Galins lebih tertarik untuk balik bertanya.
Inara tersenyum. "Nanti. Mau kasi kamu makan dulu. Kamu belum makan siang kan? Obatnya juga belum diminum. Bentar lagi aku ganti perbannya."
Hembusan nafas kasar terdengar dari mulut Galins. Kenapa bisa gadis ini begitu memperhatikannya? Bahkan sampai melupakan kondisinya sendiri.
"Duduk." ujarnya tak memutuskan pandangan dari Inara.
Gadis itu hanya menurut. "Kamu butuh sesuatu?"
Pertanyaan yang sering membuat Galins merasa selalu diperhatikan. Rasa geram berganti dengan rasa bersalah.
"Disya gak sendiri. Dia bareng fans-fans anjing lo itu! Yang jelas, Disya nyebar gosip yang gak-gak. Mereka gak suka Inara deket sama lo!"
Kalimat Algi beberapa menit yang lalu, saat Inara ke dapur untuk memasak sup. Semua kata-kata Algi tak terlewatkan sedikitpun dari otak Galins.
"Gue minta maaf."
Catat. Ini pertama kalinya seorang Argalins Mahardika meminta maaf dengan ekspresi sendu. Bahkan saat cowok itu hampir menabrak nenek-nenek di jalan, hatinya sama sekali tak tergerak untuk mengatakan 'maaf'. Ditambah, saking kurang ajarnya Galins, cowok itu menyalahkan si nenek karena berjalan seperti siput.
Dan sekarang? Galins mengucapkan satu kalimat yang baginya merendahkan diri, di hadapan seorang Aninndya Inara.
"Untuk apa?" tanya Inara tidak mengerti. Berharap ini bukan menyangkut keadaan yang sekarang.
"Karena kejadian yang menimpa, lo." tebakan Inara tepat.
Gadis itu terdiam. Sedikitpun tak pernah menyalahkan Galins atas kondisinya saat ini.
"Lo tau? Bahkan cewek sarap itu bilang kalau dia gak akan berhenti nyakitin Inara selama Inara masih deket lo!"
Kalimat Algi kembali terputar tanpa ada yang terlewatkan.
Galins menarik nafas, lalu dihembuskan dengan kasar.
"Hutang lo lunas. Lo boleh berhenti dan pergi dari sini. Lo gak perlu lagi ngurusin gue."
🌞🌞🌞
PART DIHAPUS DEMI KEPENTINGAN PENERBITAN!
KAMU SEDANG MEMBACA
Light By You ✔
Teen FictionPINDAH KE KARYAKARSA! Menjadi sasaran bullying dari si biang masalah seperti Argalins bukanlah keberuntungan bagi Inara. Rupanya, menarik telinga cowok itu secara tiba-tiba mengantarkan si gadis super polos pada hal-hal paling menyebalkan dalam hid...