PINDAH KE KARYAKARSA!
Menjadi sasaran bullying dari si biang masalah seperti Argalins bukanlah keberuntungan bagi Inara. Rupanya, menarik telinga cowok itu secara tiba-tiba mengantarkan si gadis super polos pada hal-hal paling menyebalkan dalam hid...
Hanya bisa diam. Rasa kesal bukan main menghiasi benak Galins. Mata cowok itu tidak bisa lepas memandangi sederetan cucian yang dijemur di balkon apartemennya. Ini pasti ulah Inara.
Gadis itu ajaib.
Menyebalkan.
Polos bercampur dungu.
Yang harus Galins lakukan sekarang adalah—menunggu gadis itu pulang sekolah. Mengomel atas apa yang sudah dilakukan. Dan bisa juga marah saking malunya. Galins mengira baju-bajunya yang kotor akan di bawa ke laundry. Nyatanya? Gadis itu malah mencuci di kamar mandi dan menjemur di balkon.
Rasa marah di campur malu. Galins malu saat tetangga di sekeliling apartemennya melihat cucian itu. Mulai dari baju kaos, sweater, jeans, hingga sempak. Memalukan sekali 'kan?
Gadis gila!
Kepala Galins mendongak melihat pintu apartemennya terbuka. Menampakkan Inara yang datang sambil membawa senyum yang merekah. "Assalamualaikum!"
Tidak ada jawaban. Karena Galins memang tidak pernah mau menjawab salam. Sekarang, rasa kesal ditambah rasa kaget. Ternyata Algi juga Naufal ikut masuk menyusul Inara dari belakang.
"Mampus!"
"Yang di balkon apaan, Ga?" goda Naufal menghempaskan bokong di sofa."