PINDAH KE KARYAKARSA!
Menjadi sasaran bullying dari si biang masalah seperti Argalins bukanlah keberuntungan bagi Inara. Rupanya, menarik telinga cowok itu secara tiba-tiba mengantarkan si gadis super polos pada hal-hal paling menyebalkan dalam hid...
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Shedifferent.
°Argalins°
↓ ↓ ↓
"Suster," Inara menghentikan seorang suster yang berjalan dan membawa beberapa berkas di tangannya.
"Ya, ada yang bisa dibantu, dek?" suster itu tersenyum ramah.
Inara kikuk, "Ini cara nyalain hpnya gimana ya, sus?"
Ingin rasanya suster itu tertawa, melihat di jaman serba canggih seperti sekarang, ternyata masih ada seseorang yang awam akan teknologi. Yang makin aneh, orang itu adalah seorang remaja SMA berwajah cantik.
"Gini caranya." suster itu mengambil ponsel dengan logo buah apel di belakangnya.
"Waah!! Nyala!" seru Inara melupakan sejenak rasa paniknya. Suster itu makin terkekeh geli.
"Sus, cariin kontak dengan nama Algi." pinta Inara lagi meminta tolong.
Suster itu hanya menemukan dua kontak yang tersimpan, mengernyit saat tak menemukan nama yang dimaksudkan Inara.
"Gak ada yang namanya Algi disini, dek." ucap suster itu jujur.
Inara melongo, "Trus yang ada apa dong, sus?"
"Ini ada 'kampret' sama 'bazeng' aja dek." jawab suster itu.
•••••
"Arga, Mama duluan ya. Kamu cepet pulang, Mama janji bakal rawat kamu dengan baik nanti." Sarah mengusap-usap kepala anak tiri yang bahkan membencinya. Sangat.
"Jangan sentuh gue!" Galins menjauhkan kepalanya, "Dan gue bukan anak kecil lagi yang mesti lo rawat!"
Gary benar-benar sedang melawan badai kemarahan yang membumbung sampai di ubun-ubun.
Sarah menarik tangannya dan tersenyum, lalu wanita itu mendekatkan bibirnya di telinga Galins seolah membisikkan sesuatu, "Semoga kamu cepat menyusul Mamamu ke neraka, anak jahanam."
