🌞34. Absurd.🌞

267K 14K 2.3K
                                    

Ramein!!! Masih angettt!!! 😌

Kamu adalah cara terbaik bagaimana Tuhan mengubahku menjadi lebih baik:)

-Argalins.


"Maaf, aku lama ya ke toiletnya?" Inara datang kemudian mengambil duduk di samping Galins.

"Gak kok. Mau makan apa? Keburu bel masuk bunyi." tanya Galins pada Inara.

"Gak mau apa-apa. Ini, tadi aku ambil pisang sebentar di kelas." Inara mengangkat pisang susu di tangannya.

"Suka banget ya, sama pisang?" tanya Galins lagi menatap intens pada Inara. Tak menganggap kehadiran dua sahabatnya.

Inara mengangguk riang. "Iya!"

"Ntar Galins beliin pisang, sekalian sama kebonnya, Nar." tambah Algi yang sekarang mencomot batagor Naufal.

Naufal yang dongkol karena Algi yang main comot, menyikut perut Algi. "Nar, mau gue rekomendasiin pisang paling enak, gak?"

"Pisang apa, kak?" tanya Inara mulai menggigit pisangnya. "Karena yang aku tau cuma pisang susu, pisang ambon, sama pisang raja."

"Pisangnya Galins, muheheh…"

Brfffff…

Galins menyemburkan jus mangga di mulutnya. Menatap horor pada Naufal yang kini menampilkan tampang watados andalannya. "Gue bunuh juga lo, Fal."

"Galins punya pisang, kenapa aku gak pernah liat?" sahut Inara lolos saja.

"Ppffttt…" Algi menahan tawanya yang bersiap meledak.

"Pisangnya Galins puanjang, Nar. Terbungkus rapi deh pokoknya!" lanjut Naufal yang sudah siap tergelak.

"Kapan-kapan Galins kasi aku makan pisangnya Galins, ya." ujar Inara pada Galins yang mungkin sedang mengumpat dalam hati. Menyumpah serapah pada Naufal.

'Pisangnya Galins' kalimat itu sungguh ambigu.

"HAHAHAHA!!" tawa Naufal dan Algi pecah dan menggema di seluruh penjuru kantin. Tak terusik sedikitpun oleh tatapan murid yang lain.

"Babi Lo berdua!"

••••••

PART DIHAPUS DEMI KEPENTINGAN PENERBITAN!

Light By You ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang