Monster

142 9 0
                                    

Gundah gulana tak bersemangat,
Terdiam mematung hingga berkarat,
Berpikir bahwa hidup seolah berkhianat,
dengan semua orang yang bersikap laknat.

Kejam, sugguh kejam.
Kau diam tapi kau menikam,
kau tersenyum tapi tatapanmu tajam,
Merasa tak bersalah tapi semua kau hantam.

Hei, kau hanya manusia jalang,
bertindak sesuka hati untuk menjadi pemenang,
tak peduli orang sekitarmu meradang,
dengan santai kau berjalan melenggang.

Hei, kau manusia munafik,
Tak usah berlagak cantik,
Kupikir kau pun tidak menarik,
kau hanya manusia fanatik,
yang besifat picik.

Memberi perintah seolah berkuasa,
ketika berdialog hanya membisu tak bersuara,
merasa pintar tapi otak di obral,
hidupmu mungkin berasa hambar.

Kau lihat nanti di suatu ketika,
Apa yang kau kejar akan pergi dengan sendirinya.
Kau hanya bisa menggigit jari,
itu semua akibat ulahmu yang dengki.

Aku melihatmu dari kejauhan,
merasa iba dengan belas kasihan.
Sungguh malang nasibmu kawan,
hidup didunia seperti menjadi tawanan.

Iri hati melihat orang bahagia,
tak bisa tenang selalu mencari masalah.
Aku diam kau merajalela,
aku melawan kau panggil semua massa.,

Ah, aku sudah terlalu banyak bercerita,
Manusia sepertimu baiknya di biarkan saja.
Kalau kau ingin buatku menyerah,
sayangnya kau takkan bisa.
Karena aku lebih tangguh dari yang kau kira.

Selamat menikmati hidupmu yang penuh derita,
ceritakan saja aku kepada semua orang disana,
aku tak peduli,
aku bahagia dengan apapun yang terjadi saat ini.
Terima kasih..
****

10.50 WIT

PuisirecehTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang