""Sudah beberapa hari belakangan ini aku merasa sepi. Aku merasa sendiri, merasa ada yang berdenyut sakit setiap saat meski tak tahu apa sebabnya. Aku dikelilingi tawa namun yang kurasa benar-benar hampa.
Hingga akhirnya hari ini aku sadar.
Kamu hilang.
Entah kamu, atau rasamu, atau bahkan keduanya yang sudah meluruh tanpa kutahu sebelumnya. Aku begitu naif, mengira bahwa kamu tak akan pernah beranjak kemana-mana padahal kamu sudah merencanakan pergi begitu lama.
Aku yang bodoh mengira bahwa rasamu begitu besar hingga tak akan membawamu pergi berkelana, namun aku salah. Rasamu justru memudar tanpa dapat aku cegah sebelumnya.
Kamu pernah berkata bahwa kamu tak akan hilang. Kamu pernah berjanji bahwa kamu akan tetap disini. Namun semua janji seolah hanyalah rintik-rintik hujan yang terbendung diatas tanah sesaat, lalu, kemudian hilang terlupakan tertelan dan meluruh kedalam ruang bumi.
Aku pernah begitu kukuh menutup hatiku agar tak ada yang dapat menguasainya. Sampai kamu datang lagi dan lagi mengetuk dengan manis memohon untuk menempatinya. Aku kalah, aku jatuh pada setiap kata cinta yang kau beri. Aku jatuh pada pelukanmu tanpa sadar bahwa cinta tak akan pernah berjalan begitu indah untuk diriku.
Bahwa cinta, selalu melukaiku.
Selalu, meninggalkanku.Aku menjadi begitu menginginkanmu setiap waktu. Candu, begitu mereka menyebutnya. Aku ingin suaramu, ingin hadirmu, ingin semua tentangmu. terutama, ingin memilikimu.
Saat kau hilang semua tak ikut hilang. Semua masih tersisa hingga aku sadari aku sudah jatuh terlalu dalam. Luka pada masa lalu mampu mengajarkanku namun tak mampu mengingatkanku bahwa cinta tak selamanya manis-manis saja.
Kamu hilang sebelum sempat kumiliki, kamu hilang setelah aku sudah mulai menantimu datang setiap petang. Kamu hilang setelah aku mulai menunggu dering panggilanmu di malam yang terasa panjang. Kamu hilang setelah perasaan yang kamu tanam mulai berkembang.
Aku lupa, cinta tak selalu tepat pada tujuannya. Kadang ia tersesat, lalu pergi begitu saja."
— d // phosphenous
KAMU SEDANG MEMBACA
Puisireceh
PoetryMenulislah, Karena itu cara yang indah untuk melepas gundah.. Menulislah, Karena itu cara paling mudah untuk menemukan arah.. Menulislah, Asalkan bukan gibah atau fitnah, semoga itu menjadi berkah..