Waktu membidikku pada bisu,
Perlahan bersuara namun bibir terasa beku,
Aku tak berusaha menahan pilu,
Hanya saja, hal ini benar2 terasa mengusikku..Ku hanya terdiam menatap langit,
Menahan semua godaan yang terasa pahit,
Aku tak ingin adanya pertarungan sengit,
Tapi dirinya membuat amarahku seolah bangkit.Bangs*t,
Bisakah kau kunci mulutmu rapat2?
Getah yang kau lempar seolah melekat,
Kau itu hanya seorang penjilat.Arrrgghh,
Amarah ini harus tetap tersembunyi,
Hingga tiba waktunya nanti,
Akan kuledakkan semua tanpa basa basi,
Hingga kau menyesal dan meratap sedih.Terkadang aku ingin sekali marah,
Tapi aku tak tega berkata2,
Namun saat ini biarlah aku sedikit bersumpah serapah,
Aku hanya ingin berkata,
Kau itu cuma sampah..Kau itu tak pernah sadar,
Betapa luar biasanya aku bersabar,
Dalam menghadapi dirimu yang selalu membuat onar..
Dan hanya bisa bercakap besar.Kau pemain lama,
Aku pemain pemula,
Tapi bukan berarti kau bisa seenaknya,
Kau pikir kau siapa?Ayolah bermain dengan cukup sopan,
Tak perlu iri dengan apa yang kudapatkan.
Aku juga bisa melawan,
Kalau sikapmu nanti sudah sangat keterlaluan..Sudah cukup aku bercerita,
Karena bagaimanapun juga kau itu sudah kalah,
Karena tiap ku ajak berbicara,
Kau selalu mengeluarkan nada penuh amarah,,Hhhaa lucu,
Sudahlah..
Aku tak peduli,
Biarkan, abaikan, daaaaann
.
.
.
Pecahkan.,,,, 😅😅😅**************
KAMU SEDANG MEMBACA
Puisireceh
PoetryMenulislah, Karena itu cara yang indah untuk melepas gundah.. Menulislah, Karena itu cara paling mudah untuk menemukan arah.. Menulislah, Asalkan bukan gibah atau fitnah, semoga itu menjadi berkah..