DUA PULUH ENAM

2K 116 4
                                    

Kita sama-sama tersakiti atas Cinta sendirian ini.
Aku Cinta kamu, tapi aku tidak bisa berbuat apa-apa.
Karena apa? Karena aku tahu di dalam hatimu hanya ada dia. Jadi aku akan mempertahankan perasaan ini dalam diam tanpa seorang pun tahu kalau sesungguhnya aku butuh pelukan Kasih sayang untuk mengobati luka yang sudah berasarang di dalam hatiku. -Adriel Gracio-

🌷🌷🌷

Iva duduk di atas ranjang UKS. Ruang UKS cukup sepi, tadi setelah selesai di obati, Khatryn dan Dias memutuskan balik ke kelas duluan. Iva sengaja memilih berdiam diri di ruangan ini lebih lama lagi, sebab ia ingin menenangkan dirinya terlebih dahulu. Setelah selesai mengobati luka Iva, Adriel pergi ke kantin untuk membelikan Iva minuman.

Iva memandang luka di kakinya dengan nanar.

Luka ini hanya bagian kecil, tak sedalam dan tak sesakit hatiku. Untuk terus mencintaimu.

Terdengar langkah seseorang berjalan menuju tempatnya berada sekarang. Cepat-cepat Iva merebahkan tubuhnya dan menutup matanya dengan rapat.

Iva bisa merasakan bahwa orang itu sedang berdiri disampingnya.

"Maaf gue udah lakuin ini sama lo."

Dias?

Ya, itu suara Dias!

Iva sengaja tidak membuka matanya, lebih baik ia pura-pura tertidur saja.

"Maaf Va,"

"Gue gak sengaja, karena gue khawatir sama Khatryn tadi."

Dada Iva bergemuruh dengan hebat. Rasa sakit itu datang lagi bahkan berkali-kali lipat dari luka di kaki dan sikunya. Perkataan Dias barusan sukses membuat hati Iva terasa Sangat sesak.

"Cepat sembuh ya," Dias mengusap rambut Iva. Ia melirik minuman yang dipegangnya dan di taruhnya di atas nakas.

"Istirahat yang banyak,"

"Gue balik dulu ke kelas," pamit Dias dan meninggalkan Iva sendirian.

Iva enggan untuk membuka matanya, sebulir air matanya menetes. Semua sudah jelas bahwa Dias sangat mengkhawatirkan Khatryn.

Selama ini aku bertahan dalam kesendirian yang menyiksaku secara perlahan namun terasa sangat menyakitkan.

Kamu yang tak akan pernah dapat ku miiliki. Untuk apa aku harus berdiri lebih lama disini. Lebih baik aku berangsur pergi agar tidak selalu menyayat hati. Perlahan namun pasti, selamat tinggal Cinta sendiri.

💦💦💦

Adriel berjalan memasuki ruangan UKS, langkahnya terhenti saat tidak menemukan orang lagi di sana.

Kemana dia?

Adriel langsung keluar dari UKS, ia berlari menyusuri koridor sekolah. Rambutnya bergerak naik turun, baju seragamnya yang sudah tidak rapi lagi, tangan kanannya memegang botol minuman. Siswi yang berpapasan dengannya melihat kagum ke arah Adriel. Tampan.

Dari jauh Adriel bisa melihat seorang gadis berjalan dengan pincang. Adriel menghampiri gadis tersebut.

"Iva! Kenapa lo pergi dari UKS sih?"

Iva menghentikan langkahnya, "hehe, maaf El. Aku mau ke kelas aja."

Iva menatap Adriel sembari tersenyum. Adriel memperhatikan Iva.

Gue tau senyum itu, senyum yang penuh dengan luka.

Matanya pun sembab seperti orang abis nangis. Melihat lo kayak gini membuat hati dan perasan gue menjadi tambah sesak.

I HOPE [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang