Maaf, aku harus pergi.
Waktuku di dunia ini telah usai. Aku harus kembali ke tempatku. Teruslah berbahagia disini, jangan tangisi aku. Sampai bertemu dikeabadian, aku akan menunggumu disana.🌷🌷🌷
Adriel memotong kue ulang tahunnya, Adriel berniat menyuapi Mamanya. Laras--Mamanya mendekati Adriel, sang anak memberikan suapan pertama pada Mama tersayangnya.
Laras memeluk anak semata wayangnya. "Maafin Mama sayang, maafin Mama karena membuat hati Adriel terluka, maafin Mama karena membiarkan Adriel berjuang seorang diri, Adriel pasti sangat lelah dan cape kan?" ujar Laras mengurai pelukannya, ia membingkai wajah Adriel dengan kedua telapak tangannya. Air mata tak bisa ia bendung lagi, begitupun juga Adriel.
"Ma," Adriel menggenggam tangan Mamanya. "Mama itu adalah Ibu terhebat buat Adriel. Adriel tahu kalau Mama akan melakukan apapun untuk kebahagian Adriel, Adriel bersyukur akan hal itu. Mama mendidik Adriel dengan baik, berkat Mama Adriel bisa belajar mandiri."
Laras kembali memeluk putra tersayangnya, "maafin Mama karena telah membuat Adriel banyak menderita."
Adriel menangis dalam pelukan Mamanya, kali ini saja ia ingin menghentikan waktu. Rasanya sangat tenang dan nyaman berada dalam dekapan seorang Ibu.
"Adriel dulu memang menderita, Ma, tapi sekarang Adriel bahagia. Sangat-sangat bahagia."
Seandainya ini adalah akhir dari segalanya. Adriel bersyukur, karena sebelum meninggalkan dunia ini ia sempat merasakan kebahagian dalam hidupnya. Impiannya sejak dulu, adalah melihat orangtuanya bersama, walau bukan lagi sebagai suami dan istri, tapi mereka berdua akan tetap menjadi orangtuanya Adriel.
Laras mengeluarkan selembar foto dan memberikannya pada Adriel. "Adriel ingat gak foto ini?"
Dengan tangan gemetar, Adriel mengambil foto tersebut.
Sungguh Adriel tidak tahu menahu tentang foto itu, ia tidak ingat sama sekali tentang kenangan manis sewaktu ia kecil, sebelum semuanya berubah menjadi kenangan yang menyeramkan.
"Mungkin Adriel lupa, tapi foto ini selalu Mama bawa kemana pun Mama pergi. Hanya dengan foto ini Mama merasa kalau Adriel ada di dekat Mama. Adriel anak kesayangan Mama, Adriel juga anak yang baik dan penurut."
"Dulu saat Adriel masih kecil, Adriel sangat suka melihat burung, Mama pernah nanya kenapa Adriel suka melihat burung, dan Adriel menjawab, karena burung itu bebas dia bisa terbang dan pergi kemana pun yang dia mau. Adriel mau seperti burung biar Adriel bisa menggapai langit. Terus Mama tanya lagi, kenapa Adriel mau menggapai langit? Dan Adriel menjawab, karena Adriel ingin bertemu dengan Tuhan dan meminta padanya untuk selalu menjaga Mama. Adriel ingat gak pernah ngomong gitu sama Mama?" Laras mengusap pipi Adriel dengan penuh kasih sayang.
KAMU SEDANG MEMBACA
I HOPE [END]
Teen Fiction"Sebenarnya kamu tahukan kalau aku sedang berjuang melawan kenyataan? Tapi kamu seakan menutup mata dan perasaan. Agar kamu tidak ingin menyakitiku dengan sebuah harapan. Tenanglah Pangeran... Aku akan menerima apapun yang kamu inginkan. Walau...