DUA PULUH LIMA

2K 91 12
                                    

Jadi, Selama ini harapan yang sudah aku susun rapi akan berakhir sia-sia? Harapan yang membuat batinku tersiksa setiap harinya.

🌷🌷🌷


Seperti apa yang diucapkan Adriel tadi disekolah, akhirnya tepat jam 07.25 menit mereka berdua sedang berada disebuah Mall.

Iva mengenakan baju kaos putih dilapisi jaket lepis warna biru muda, dan celana jeans panjang warna hitam serta sepatu Sneakers berwarna putih, tas selempang berwarna biru, rambut ia biarkan tergerai.

Sedangkan Adriel mengenakan baju kaos hitam yang dilapisi bomber coklat dan celana jeans panjang.

Saat ini mereka sedang berada di KFC. Baru saja Adriel meletakkan ponselnya di atas meja, tiba-tiba ponselnya bergetar menandakan ada pesan masuk, tanpa sengaja Iva melihat nama Shasa yang tertera di layar ponsel tersebut.

Adriel meraih ponselnya, membaca pesan dari Shasa. Ia mengetikkan balasannya dan menaruh ponselnya kembali.

"Lama banget makanannya datang, gue udah lapar banget nih." Adriel memegangi perutnya sambil memasang muka minta dikasihani.

"Alay bin lebay!"

"Hahaha," Adriel tertawa melihat wajah Iva yang datar tanpa ekspresi.

"Kamu liat aja, itu banyak banget yang antri."

Dan tiba-tiba pengganggu datang.

"Wihh, lo berdua dinner ya?" Refan dengan tanpa tak berdosa duduk disamping Iva.

Dan lebih terkejutnya lagi.

Dias duduk di samping Adriel.

"Lo berdua ngapain kesini?" Adriel kaget akan kehadiran dua makhluk ini.

Dias menyandarkan badannya di kursi dengan santai, ia menatap ke sekelilingnya yang ramai banyak orang. Iva meneguk salivanya dengan susah, malam ini Dias sangat tampan, ia mengenakan kaos putih dan celana jeans selutut ditambah lagi ia baru potong rambut. Itu menambah plus untuk dirinya dimata Iva.

"Terserah kita dong, emangnya ini mall punya nenek moyang lo, apa?!" ketus Dias.

Tidak lama pelayan membawa pesanan Iva dan Adriel.
Tanpa sepatah katapun Refan memajukkan badannya dan langsung merampas makanan yang hendak di suap oleh Adriel.

"Kurang ajar lo! Dasar bekantan gak punya otak!!!"

Sebelum Adriel mengambil makanannya kembali, cepat-cepat Refan meneteskan air liurnya didalam makanan tersebut.

"Iii Refan jorok banget!" Iva bergidik ngeri binti jijik melihatnya.

"Refan!" tegur Dias.

Yang di tegur malah cengengesan tanpa dosa. Wajah Adriel sudah memerah karena memendam kesal.

Setelah selesai memakan makanan punya Adriel, Refan menatap Iva dengan tatapan sedih. Iva yang paham itu pun langsung melototkan matanya. "Boleh ya Va?"

"Gak!!!" tolak Iva mentah-mentah.

"Plis Va! Gue masih lapar banget nih."

"Gak mau!"

I HOPE [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang