TIGA PULUH DELAPAN

1.7K 81 6
                                    

Malam ini akan diadakan pesta ulang tahun teman sekelas Iva, yang bernama Palen.

Iva menatap dirinya di cermin berukuran besar, dress tanpa lengan berwarna biru muda melekat di tubuh mungilnya. Rambutnya ia biarkan tergerai, sedikit poni rambutnya ia jepit pakai pita berukuran kecil berwarna senada dengan dress yang ia kenakan sekarang, tidak lupa ia bermake up natural untuk mempercantik tampilannya malam ini. Iva duduk di tepi ranjang untuk mengenakan wedges yang tingginya 5 cm. Sebab Iva tidak terlalu suka memakai high heels, sebenarnya ia lebih suka memakai sneakers.

Saat semuanya sudah sempurna, Iva turun ke bawah. Adriel yang sedang mengobrol dengan Ivo, dan Vika di ruang tamu, di buat terpana dengan gadis yang baru saja menuruni anak tangga. Bahkan Adriel tidak berkedip sedikit pun.

Adriel pikir Iva akan marah dan membencinya karena ia selama ini menutupi kebenaran yang ada. Namun dugaan Adriel salah, Iva tidak menyalahkannya sama sekali. Bahkan Iva meminta untuk Adriel berangkat bersama dengan dirinya ke acara ulang tahun Palen, teman sekelas mereka.

"Biasa Z," ujar Ivo bohong. Padahal adiknya malam ini sungguh seperti Putri kerajaan.

Vika menatap tajam ke arah Ivo, "mau Mami sundul, Vo?"

"Hehe, gak, Mi," ujar Ivo cengengesan.

"Wong anak gadis Mami malam ini kayak Princess Aurora," Vika membelai rambut Iva dengan lembut, agar tidak merusak tantangan rambut anak gadisnya itu.

"Iya Tante, Iva cantik banget." Puji Adriel terang-terangan. Iva jadi tersipu malu.

"Kakak gak ikut?"

Tidak mungkin kalau Ivo tidak diundang, pasalnya Ivo juga salah satu siswa terpopuler di sekolahnya.

"Gak, malas. Mau bobo ganteng aja," ujar Ivo.

"Bilang aja, gak ada gandengan." Cibir Vika.

Ivo mendengus kesal. Entah dendam seperti apa yang di rasakan Maminya untuk dirinya. Mengapa selalu memperlakukan Ivo seperti anak tiri. Sabar ya, Vo.

Setelah berpamitan dengan Mami dan kakaknya. Iva dan Adriel melenggang pergi untuk menuju ke tempat acara.

💦💦💦

Gemerlap lampu berwarna-warni menghiasi pohon. Di kolam renang banyak balon berwarna putih bertebaran di sana. Disisi kanan kolam terdapat panggung kecil dan berbagai alat musiknya.

Di ujung kolam, tepatnya di tengah-tengah ada kue ulang tahun yang lumayan besar. Di atas kue itu ada lilin berangka 17.

Iva berjalan bergandengan dengan Adriel. Adriel yang memakai kemeja berwarna hitam yang di lapisi jas warna abu-abu dan celana kain yang senada. Membuat keduanya terlihat sangat serasi malam ini.

Para tamu yang sedang berbincang-bincang mengalihkan pandangannya ke arah Iva dan Adriel.

Adriel dan Iva berjalan menuju ke tempat dimana adanya Palen. Iva mengucapkan selamat dan tidak lupa juga dia memberikan kado berukuran kecil untuk Palen.

Seorang MC berdiri di atas panggung untuk membuka acara. Kemudian acara pun di buka dengan sambutan dari orang yang berulang tahun.

Kerongkongan Iva terasa kering. Setelah mengatakan bahwa dirinya ingin mengambil minum pada Adriel, Iva berjalan menyusuri tempat yang ada minuman dan makanannya. Padahal Adriel menawarkan diri untuk dirinya saja yang mengambilkannya, namun Iva menolaknya, karena ia tidak mau merepotkan Adriel lagi.

Saat dirinya berada di depan meja minuman. Pandangan Iva tidak sengaja tertuju dengan sosok laki-laki tak jauh dari tempat dia berada. Laki-laki itu malam ini sangat keren, memakai kemeja putih yang di lapisi jas hitam dan celana yang senada dan dasi berwarna hitam yang bergantung di lehernya. Rambut yang ditata rapi membuat laki-laki itu bertambah tampan seratus kali pada biasanya. Iva menyukainya, sangat. Tapi--- di samping laki-laki itu ada gadis berhati iblis yang mengenakan dress putih selutut.

I HOPE [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang