Sebuah Kepercayaan
..
.
"Aku sama sekali tidak tahu apapun soal itu!"
Meskipun ruangan itu kini telah berganti menjadi tempat penyidikan kasus, di mana beberapa polisi tampak sibuk menyisir jejak dengan menganalisa material bukti yang ada, suara kasak kusuk kamera dan gumam pemeriksaan yang bercampur dalam udara pengap di dalamnya tak lantas membuat nada lantang mijin tenggelam dalam bising. Dia menyuarakan tanggapannya dengan bergetar sebagai antisipasi terhadap berita mengejutkan yang sampai di telinganya.
Mijin menatap Taehyung yang tengah duduk di sofa, ditemani oleh manajer Sejin yang sedari tadi mengunci lengannya di sepanjang bahu Taehyung. Anak itu tampak kacau. Wajahnya murung dan kosong, seakan-akan sesuatu yang paling berharga di hidupnya telah direnggut dan kini hatinya hampa. Mijin ingin memeluk Taehyung erat-erat, menenangkan jiwanya yang terguncang. Tapi sekarang bukan waktu yang tepat. Cairan panas menggelegak di dasar perut Mijin setelah dia mengetahui hasil pemeriksaan CCTV di gedung pertunjukan. Dia tidak bisa tenang menghadapi masalah ini.
Memangkas langkah dan bersimpuh di depan Taehyung, Mijin kemudian mengguncang kedua bahu anak itu hingga dia terayun ke depan dan ke belakang. "Kau pasti bercanda, kan?" tanyanya gusar. "Gong Joo bukanlah orang yang kau lihat di gedung itu!"
"Mijin-aa, mana mungkin dia bisa bercanda di situasi seperti ini?" manajer Sejin menyahut panas, lalu menyingkirkan tangan Mijin dengan pandangan kecewa. Mijin merasa terpukul, tapi dia tahu kemarahannya akan sia-sia. Taehyung bahkan tampak tidak bereaksi dengan desakannya.
Apa yang sebenarnya terjadi? Seorang polisi tahu-tahu datang kepadanya dan mengatakan bahwa mereka telah menemukan bukti mengenai aksi penyelinapan Lee Gong Joo ke dalam gedung pertunjukan. "Berdasarkan pernyataan para saksi, Saudara Lee Gong Joo adalah teman dekat anda, benar begitu?" Kira-kira, itu adalah pertanyaan pertama yang dia dapatkan sebelum situasi menjadi rumit. Polisi itu lalu menekannya dengan banyak sekali pertanyaan sehingga Mijin dibuat kebingungan.
Tindakan mencurigakan Lee Gong Joo telah mengakar pada konklusi penetapannya sebagai pelaku tunggal dalam seluruh insiden; pembobolan dorm, kecelakaan Taehyung, dan yang paling tidak bisa dimaafkan adalah hilangnya Park Jimin. Mijin tidak bisa menyangkal apapun yang keluar dari catatan polisi itu. Semuanya entah bagaimana terasa masuk akal. Tapi dia tidak bisa terus diam sementara dirinya berada dalam bahaya yang lebih kritis.
Dia berpaling ke samping ketika mendengar deheman seorang pria. Polisi yang mengajukan banyak pertanyaan itu tengah berdiri memandangnya. Ekspresinya begitu pahit di mata Mijin.
"Jadi, Nona," kata polisi itu, menunduk memeriksa catatannya dan berdehem lagi. "Saya ingin anda ikut kami ke kantor polisi untuk memberikan jawaban mengenai keterlibatan anda dengan tersangka utama."
Mijin bangkit berdiri. Dia mengusap keringat yang lebih banyak di dahi dan lehernya. "Sudah kubilang, aku sama sekali tidak terlibat dengan aksinya," kata Mijin, suaranya parau. "Dia memang temanku, tapi ... kami tidak memiliki kepentingan apapun diluar itu. Dia hidup dengan dunianya, dan aku dengan duniaku. Aku tidak tahu apa yang dia pikirkan atau rencanakan sampai kalian memberitahuku berita mengejutkan ini."
"Ya, tapi kita tetap harus mengikuti prosedur penyelidikannya," ujar polisi itu. Dia membenahi topi yang dikenakannya dan menyisir sekeliling ruangan. Beberapa rekannya tampak sibuk memeriksa jejak bukti di lantai dan di sekitar tangga. Aktivitas yang sama juga tengah dilakukan di bagian koridor paling ujung, di dekat gudang, yang diduga adalah lokasi paling mencurigakan.
KAMU SEDANG MEMBACA
𝐓𝐇𝐄 𝐒𝐓𝐀𝐋𝐊𝐄𝐑 | 𝐁𝐓𝐒
Fanfiction[Pemenang Wattys 2020 Kategori Fanfiksi] ⭐ Follow dahulu sebelum membaca ⭐ Menjadi idola yang dicintai publik ternyata bukanlah hal yang mudah, dan member BTS rupanya merasakan sendiri hal itu. Kehidupan tenang mereka menjadi hancur karena ulah stal...